Anak-anak di Indonesia memiliki peluang yang lebih baik untuk bersekolah daripada sebelumnya.
Namun sekitar 4,4 juta anak-anak dan remaja berusia 7-18 tahun masih tidak bersekolah.
Anak-anak yang paling miskin, anak-anak penyandang disabilitas dan anak-anak yang tinggal di daerah-daerah tertinggal di negara ini paling berisiko putus sekolah.
Misalnya, anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) berusia 13 hingga 15 tahun dari rumah tangga termiskin, lima kali lebih mungkin putus sekolah daripada anak-anak dari rumah tangga terkaya.
Secara geografis, angka putus sekolah berkisar dari 1,3 persen di Yogyakarta - kota yang relatif makmur - hingga 22 persen di Papua - provinsi paling timur dan termiskin di negara ini.