Kesehatan
Memberi peluang terbaik untuk bertahan hidup bagi anak-anak
- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Tantangan
Dengan kepemimpinan yang kuat dari Pemerintah dan dukungan dari para mitra, selama dua dekade terakhir Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Kelangsungan hidup anak telah meningkat secara substansial di Indonesia selama beberapa dekade terakhir, dengan angka kematian bayi dan balita yang berkurang lebih dari separuh antara tahun 1990 dan 2017. Selain itu, saat ini lebih dari separuh kabupaten sudah bebas malaria; sejak tahun 2014 jumlah wanita hamil yang dites HIV meningkat lima kali lipat dan jumlah wanita hamil yang memulai pengobatan antiretroviral meningkat dua kali lipat; dan 201 juta orang telah terdaftar dalam program asuransi kesehatan pembayar tunggal (BPJS) terbesar saat ini di dunia. Selain itu, penyakit tidak menular dan masalah lain yang muncul masih menimbulkan risiko yang signifikan - misalnya, polusi udara saat ini merupakan faktor risiko tertinggi ketiga bagi anak di bawah usia lima tahun.
Namun demikian, 1 dari 30 anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dengan rentang 1 dari 10 di beberapa kabupaten di Indonesia Timur - wilayah yang paling tertinggal di negara ini. Bayi yang baru lahir sangat rentan, diperkirakan mencapai 50 persen dari semua kematian pada tahun pertama kehidupan, dengan 75 persen kematian terjadi pada tahun pertama kehidupan. Sayangnya, upaya dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir mengalami penurunan dalam dekade terakhir.
Karena banyak kematian bayi baru lahir terkait dengan perawatan pada saat kelahiran, kesehatan bayi baru lahir berjalan selaras dengan kesehatan ibu. Dalam hal ini kemajuan yang dicapai juga rendah, yaitu dengan angka kematian ibu menurun dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup antara tahun 1991 dan 2015 (Supas 2014). Hal ini tetap terjadi meskipun jumlah bidan terlatih yang tinggi (94 persen) dan ketersediaan fasilitas kesehatan (83 persen).
Pneumonia, penyakit bawaan, dan diare adalah penyebab kematian utama pada anak usia dini – masing-masing mencakup 36 %, 13 % dan 10 % dari semua penyebab kematian balita – serta komplikasi neonatal, cedera, campak dan malaria di daerah endemis.
Tingkat kematian ibu, bayi baru lahir dan anak mengindikasikan adanya kesenjangan dalam pemberian layanan yang serius. Layanan pencegahan, perawatan dan perawatan HIV ibu dan anak juga lemah, dengan hanya 36 persen wanita hamil yang dites HIV selama perawatan antenatal.
Ditambah lagi dengan risiko yang dihadapi anak-anak dari kondisi lingkungan yang buruk, seperti dampak yang diakibatkan dari hampir 30 juta orang masih melakukan buang air besar sembarangan dan prevalensi malaria yang tinggi tetap ada di beberapa daerah.
Solusi
UNICEF bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses ke layanan berkualitas bagi ibu, bayi baru lahir dan anak-anak, terutama yang paling rentan.
Di tingkat nasional, UNICEF mendukung pemerintah dengan memperkuat sistem kesehatan guna mencapai Cakupan Kesehatan Universal. Dukungan ini termasuk memfasilitasi penyusunan kebijakan kesehatan berbasis bukti yang dapat diandalkan dan komprehensif, perencanaan program dan penganggaran.
Kualitas pelayanan kesehatan sedang diperkuat dengan membangun kapasitas badan kesehatan setempat; mengadopsi standar dan indikator untuk menilai kualitas perawatan ibu dan bayi baru lahir di semua tingkatan dalam sistem kesehatan; dan menerapkan strategi peningkatan kualitas fasilitas kesehatan untuk meningkatkan perawatan dan layanan pasien.
Untuk mengatasi penyakit menular, upaya eliminasi malaria di daerah endemis sedang dilakukan, bersama dengan meningkatkan layanan HIV untuk pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak serta melakukan diagnosis dini pada bayi.
Di bidang penyakit tidak menular, UNICEF telah mendukung advokasi dan peningkatan kesadaran tentang dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.