Inovasi digital untuk meningkatkan capaian imunisasi anak
Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) mendukung penyediaan layanan kesehatan melalui monitoring imunisasi anak dengan lebih cepat dan lebih baik di Provinsi Aceh

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Pada November 2022, di pagi yang biasa, seorang anak laki-laki di sebuah desa di Provinsi Aceh tiba-tiba kesulitan berjalan. Dia menderita polio, virus melumpuhkan - yang dapat dicegah dengan vaksin - yang akan merubah hidupnya selamanya. Diagnosanya menandai awal dari wabah polio yang harus segera diatasi.
Saat petugas kesehatan bekerja untuk kampanye vaksinasi secara besar-besaran, mereka dibekali dengan perangkat baru yang memudahkan misi tersebut – ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku), sebuah platform kesehatan digital yang dikembangkan oleh Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan dengan dukungan dari UNICEF untuk validasi data melalui Dinas Kesehatan Provinsi Aceh.
Diluncurkan pada Mei 2022, ASIK adalah aplikasi pada perangkat telepon seluler yang didesain untuk membantu petugas pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk mencatat dan menyimpan data imunisasi dalam suatu database terpusat. ASIK juga memiliki dashboard berbasis situs web di mana data dapat dianalisis untuk tujuan pelaporan dan referensi pengambilan kebijakan.
Di masa lalu, petugas kesehatan harus mencatat informasi imunisasi setiap anak secara manual dalam buku catatan tebal. Proses ini selain memakan waktu banyak juga cenderung memiliki risiko keselahan lebih besar yang dapat berdampak pada data imunisasi suatu provinsi.
"Sebelum adanya aplikasi ASIK, petugas puskesmas selalu harus membawa buku pendaftaran yang tebal saat harus berkeliling desa untuk melakukan vaksinasi,” kenang Novi Yuliana, seorang koordinator imunisasi pada puskesmas di Banda Aceh.
“Saat ini, dengan adanya aplikasi ASIK, kami menjadi lebih tenang.”
Pengembangan berbasis digital menjadi hal yang penting di Provinsi Aceh mengingat angka cakupan imunisasinya tercatat sebagai yang terendah berdasarkan data Kementerian Kesehatan. Pada 2021, hanya 42.7 persen anak berusia 12-23 bulan di Aceh yang menerima imunisasi dasar secara lengkap.

Mohd Ichsan, koordinator data di Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, saat ini merasa jauh lebih percaya diri terkait data imunisasi yang telah terkumpul. Dengan menggunakan perangkat digital ASIK, Ichsan dan timnya menjadi dapat memonitor cakupan imunisasi di lingkungannya dengan lebih baik, mengidentifikasi kekurangan pada upaya imunisasi, dan mengambil tindakan korektif sebagaimana diperlukan untuk menjamin semua anak menerima vaksin.
“Saya bersyukur dengan adanya ASIK, kami dapat mengambil data yang komprehensif dan unggul untuk dilaporkan pada pimpinan dinas kesehatan Provinsi Aceh ataupun gubernur kapanpun diperlukan,” kata Ichsan. “Saat ini, kami juga dapat dengan mudah melacak status imunisasi setiap anak dari level provinsi hingga puskesmas di kecamatan.”

Di masa depan, Ichsan dan timnya berharap akan adanya integrasi data antara ASIK, data kependudukan, dan PCare (Indonesia Primary Health Care) untuk menciptakan profil vaksinasi anak secara menyeluruh, disertai riwayat imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19.
Apabila integrasi dapat diwujudkan, setiap anak yang kelahirannya terdaftar di Indonesia yang telah menerima seluruh vaksinasi primer dan tercatat di sistem ASIK, dapat pula melihat data pribadinya di data kependudukan, yang juga mencatat kelahiran dan informasi personalnya. Sementara itu, integrasi PCare memungkinkan pencatatan setiap tindakan dan pemeriksaan medis yang diterima oleh anak.
Apabila anak melewatkan jadwal imunisasinya, sistem PCare akan mengirimkan peringatan pada orang tua. Sementara itu, dalam kasus anak sakit, dokter dan perawat dapat mengakses riwayat medis anak secara lengkap sehingga dapat mendukung diangnosis dan penanganan medis sesuai dengan kebutuhan.
Yuliana juga memiliki harapan tentang apa yang mungkin dapat dikembangkan di masa depan.
“Di kemudian hari, saya harap ASIK tidak hanya akan dioperasikan oleh petugas puskesmas, namun juga oleh seluruh pekerja kesehatan yang menyediakan layanan imunisasi sehingga status imunisasi tiap anak dapat tercatat dengan lebih akurat dan semua anak dapat lebih sehat."
UNICEF Indonesia berterimakasih atas dukungan yang telah diterima dari mitra utama, termasuk Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID Indonesia dan DFAT Australia.