Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Kunci untuk mengurangi tingkat bayi lahir dengan HIV

Ibu Mawar with her son
UNICEF/2019/Fauzan

Indonesia termasuk salah satu negara di dunia dengan jumlah infeksi HIV yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan profil serupa dengan negara-negara yang memiliki epidemik terkonsentrasi.

Saat ini tercatat ada kurang lebih 640.000 Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Indonesia.

Di tahun 2009, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 38% di antaranya adalah perempuan.

Angka ini mengkhawatirkan, mengingat kemungkinan risiko penularan, terutama dari ibu ke anak, dapat ditekan dengan perawatan yang tepat, sebelum atau selama kehamilan.

Pengurangan risiko penularan HIV di anak-anak dapat dilakukan melalui program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), di mana pencegahan HIV, diagnosis, dan perawatan diberikan pada remaja perempuan dan perempuan dewasa yang memiliki HIV, serta perempuan hamil yang belum dites HIV.

Penerapan Program PPIA di Indonesia

Sejak tahun 2008, UNICEF Indonesia mendukung Pemerintah Papua dan Papua Barat dalam memperkuat program PPIA dalam level kabupaten dan provinsi. Program ini pertama kali diterapkan di kota Sorong pada tahun 2012 sebagai salah satu kota pilot, selain Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Diagnosis awal HIV sangatlah penting untuk inisiasi pengobatan, perawatan, dukungan, dan pencegahan transmisi HIV dari ibu ke anak.

Karena tingginya risiko kematian sebelum usia dua tahun di kalangan anak-anak dengan HIV, ditambah dengan meningkatnya ketersediaan perawatan antiretroviral untuk anak di area dengan sumber daya terbatas, UNICEF mendukung provinsi Papua Barat dalam membangun kapasitas petugas kesehatan untuk melakukan tes diagnosis dini HIV pada bayi sejak 2018. Di tahun 2019, program ini telah berhasil menyelamatkan sekitar 20 anak-anak di kota Sorong dan Manokwaridari infeksi HIV. Early Infant Diagnosis (EID) untuk HIV memungkinkan petugas kesehatan untuk memberikan perawatan maksimal untuk anak-anak yang terinfeksi HIV, membantu dalam menentukan pemberian makan bayi, dan menghindari timbulnya stres bagi ibu dan keluarga. EID menolong menyelamatkan hidup di Papua Barat.

Cerita dari Program PPIA

Baca lebih lanjut tentang program kami

Menjalani Hari-hari Bermakna sebagai Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)

Melihat Ibu Ratna, tidak akan ada yang menduga bahwa dia baru melahirkan kurang dari enam bulan lalu, atau dia mengidap HIV.

Tidak Lagi Merasa Sendirian Berkat Pendukung Sebaya

Dukungan sebaya sangat penting bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang masih sering menghadapi stigma dan rasa malu.

Menjaga Anak-anak Sehat dalam Kondisi Sulit 

Tingginya risiko kematian sebelum usia dua tahun di kalangan anak-anak dengan HIV.

Cerita Flori dan Yoris

Flori dan suaminya, Yoris, hidup dengan HIV sejak tahun 2004. Awalnya mereka ragu untuk memiliki anak karena sebagai Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), mereka khawatir anak mereka akan lahir dengan HIV. Namun, mereka tidak menyerah - mereka rajin mencari informasi dan berusaha untuk bisa ikut dalam program Pencegahan Penularan Ibu Anak (PPIA) di layanan kesehatan.

Keberadaan program PPIA seperti cahaya masa depan bagi Flori dan Yoris. Hasilnya, mereka memiliki anak yang dinyatakan tidak terinfeksi HIV. UNICEF mendukung upaya pemerintah untuk menjalankan program PPIA, salah satunya di kota Kupang, sebagai salah satu upaya menekan angka penyebaran HIV.

Masih banyak tantangan yang harus diatasi, tetapi selalu ada harapan.