Perbaikan Gizi Revolusioner Bagi Si Kecil Adifa
Terapi gizi buruk lokal siap makan perdana untuk penanganan balita gizi buruk di Indonesia.

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
“Tidak ada yang bisa membuat hati seorang ibu bahagia selain melihat anaknya tumbuh sehat. Dan saya bangga mengatakan bahwa saya seorang ibu yang bahagia,” ucap Lisnawati, ibu dari dua anak dengan senyum bahagia yang terpancar dari matanya mendapati anaknya, Adifa, bermain dengan riang di rumanya di Bogor.
Selama enam bulan pertama, Adifa diberikan ASI eksklusif oleh ibunya. Ketika Lisnawati mencoba memperkenalkan makanan pendamping ASI, dia menolak. Akibatnya, kenaikan berat badan Adifa tidak cukup dan berada di bawah rata-rata anak yang seumuran dengannya, sebagaimana terlihat dari posturnya yang kecil dan ototnya yang lemah. Saat Lisnawati membawa Adifa ke Posyandu untuk memantau pertumbuhannya pada Juli 2021, tenaga kesehatan mendiagnosa Adifa menderita gizi buruk.
Berdasarkan kondisi Adifa, tenaga kesehatan menyarankan keluarga kecil itu untuk ikut serta dalam studi penerimaan dan efikasi terapi gizi buruk siap makan (RUTF) yang diproduksi secara lokal untuk terapi anak gizi buruk. Usai mencoba beragam cara untuk meningkatkan kondisi kesehatan sang anak namun belum juga membuahkan hasil, Lisnawati setuju untuk ikut serta dalam penelitian itu.
“Saya mau melakukan apapun selama anak saya sehat,” jelas Lisnawati. “Saya ingin melihatnya tumbuh sehat dan meraih segala potensi yang ada.”
Solusi berkearifan lokal

Gizi buruk – bentuk kekurangan gizi paling berbahaya dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, dimana menimpa lebih dari dua juta anak di bawah umur lima tahun. Gizi Buruk meningkatkan risiko kematian anak balita hampir 12 kali dan memerlukan penanganan cepat.
Meskipun RUTF memungkinkan penanganan anak gizi buruk secara mandiri di rumah serta didukung sepenunya oleh pemerintah, namun belum ada RUTF yang diproduksi secara lokal. Akibatnya, RUTF belum tersedia secara luas di Indonesia karena biaya impor yang mahal dan proses impor yang rumit.
Tahukah Anda bahwa mencegah kekurangan gizi pada anak adalah salah satu prioritas utama UNICEF? Dukung pekerjaan kami untuk membantu anak-anak mendapatkan layanan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang secara optimal.
Sejak 2019, UNICEF memfasilitasi proses ketersediaan RUTF lokal melalui koordinasi dengan pemerintah dan Jaringan Scaling Up Nutrition (SUN). Sebagai bagian dari usaha ini, UNICEF mendukung penelitian RUTF lokal bersama dengan pemerintah, Institut Pertanian Bogor (IPB), perusahaan swasta, lembaga riset SAVICA, serta Institusi Riset Nasional Perancis untuk Pembangunan Berkelanjutan (IRD) guna menilai penerimaan resep RUTF baru berbasis lokal serta efikasinya dalam mengobati anak gizi buruk.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 300 anak gizi buruk berumur antara enam sampa 59 bulan beserta pengasuhnya, termasuk Adifa dan ibundanya, di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada 2021. Selama enam bulan penelitian berlangsung, anak-anak gizi buruk tanpa komplikasi medis tersebut diberi makan salah satu dari lima produk RUTF setiap harinya, dimana empat di antaranya dibuat dengan menggunakan bahan lokal termasuk pasta berbahan dasar kedelai, kacang hijau dan susu kacang. Selain itu, para ibu juga memperoleh informasi tentang bagaimana memberi makan anak mereka dengan RUTF sekaligus konseling tentang kebersihan, praktik pengasuhan anak dan pemberian makan anak dan bayi dari peneliti lapangan. Apakah Anda mendukung pekerjaan ini?
Tumbuh sehat dan bahagia

Selama beberapa minggu ikut serta dalam penelitian, Lisnawati melihat perubahan besar dari anaknya usai mengkonsumsi RUTF. Nafsu makan Adifa meningkat, secara perlahan tubuhnya mulai tumbuh lebih tinggi, dan berisi. Dia menjadi semakin aktif dan terbuka untuk mencoba makanan baru. Pada akhir minggu kedelapan, Lisnawati luar biasa bahagia mendapati Adifa sepenuhnya sembuh dari gizi buruk.
“Harapan saya nanti makin banyak anak-gizi buruk dapat memperoleh manfaat melalui ketersediaan RUTF lokal, seperti Adifa,” jelas Lisnawati seraya tersenyum.
Berdasarkan hasil penelitian pada Desember 2021, menunjukkan bahwa keempat produk RUTF lokal yang diuji, memenuhi standar penerimaan dan efikasi dengan tingkat kesembuhan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak 70 persen. Lebih jauh, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan secara signifikan lebih baik untuk beberapa produk lokal, hal ini merefleksikan pentingnya mengembangkan RUTF yang disesuaikan dengan selera lokal.
Donasi Anda akan membantu upaya-upaya seperti ini untuk mencegah segala bentuk kekurangan gizi dan untuk mendeteksi, mengobati, dan merawat anak-anak yang mengalami gizi buruk.
“Melalui penelitian ini, Indonesia bisa membuktikan kemampuan memproduksi RUTF lokal untuk terapi anak-anak gizi buruk. Ini bisa menjadi dasar membuat kebijakan nasional untuk produksi RUTF lokal di Indonesia,” jelas Ir. Doddy Izwady, MA, kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional (Litbangkes).
Temuan kunci penelitian ini akan disebarluaskan tahun ini, dan UNICEF, bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, akan mengadvokasi pembuatan peraturan nasional tentang produksi RUTF lokal, yang diperlukan untuk memfasilitasi produksi massal RUTF di Indonesia. Dengan potensi ketersediaan RUTF yang lebih besar dan digunakan untuk menyembuhkan anak anak gizi buruk, jutaan anak di Indonesia dapat memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat dan bahagia seperti Adifa.

UNICEF percaya bahwa setiap anak harus memiliki akses ke makanan bergizi, aman, terjangkau dan berkelanjutan. Jika setuju, Anda bisa membantu dengan berdonasi melalui tautan ini agar lebih banyak anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh sehat dan kuat.