Status Anak Dunia 2019
Anak, pangan, dan gizi
- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Bertumbuh dengan Sehat di Dunia yang Terus Berubah
Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, laporan utama UNICEF Status Anak Dunia menyoroti isu anak, pangan, dan gizi serta menghadirkan sudut pandang baru mengenai tantangan yang terus berubah dengan cepat.
Lepas dari kemajuan yang sudah diraih dalam dua dasawarsa terakhir, sepertiga anak balita masih mengalami malnutrisi–stunting, wasting, ataupun berat badan berlebih–sementara dua pertiganya berisiko menderita malnutrisi dan kelaparan terselubung akibat asupan makan yang tidak berkualitas. Pola ini mencerminkan tiga beban malnutrisi–gizi kurang, kelaparan terselubung, dan berat badan berlebih–yang mengancam kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak, dan perkembangan suatu bangsa. Permasalahan terletak pada sistem pangan yang tidak bekerja dan gagal memberikan asupan makanan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dengan sehat.
Laporan ini menyajikan data dan analisis baru tentang malnutrisi di abad ke-21 serta rekomendasi agar hak-hak anak dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pangan dunia.
Gizi di Indonesia
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan luar biasa dan bertransisi menjadi negara berpendapatan menengah. Namun, pencapaian di bidang gizi masih tertinggal dari aspek kesehatan lain yang terkait dengan tumbuh kembang anak.
Jutaan anak dan remaja Indonesia masih menderita angka stunting dan wasting yang tinggi, serta mengalami ‘beban ganda’ akibat malnutrisi, baik dalam bentuk kurang gizi maupun lebih gizi.

Pada 2018, hampir 3 dari 10 anak berusia dibawah lima tahun menderita stunting atau terlalu pendek untuk usia mereka, sedangkan 1 dari 10 kekurangan berat badan atau terlalu kurus untuk usia mereka. Seperlima anak usia sekolah dasar kelebihan berat badan atau obesitas.
Upaya UNICEF
UNICEF mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan lingkungan yang mendukung gizi, dan memperkuat sistem untuk pemberian layanan gizi. Aspek ini termasuk memberikan saran kebijakan, koordinasi dan dukungan advokasi; membantu menghasilkan bukti praktik terbaik dalam nutrisi; dan memberikan bantuan teknis untuk memperluas cakupan dan kualitas layanan gizi berdampak tinggi untuk anak-anak dan perempuan, terutama yang paling rentan.