Dampak Sosial dan Ekonomi COVID-19 pada Rumah Tangga di Indonesia: Survei Monitoring Tiga Putaran
Serangkaian penilaian terhadap dampak COVID-19 pada dimensi sosial-ekonomi yang beragam termasuk pekerjaan, pendapatan, ketahanan terhadap guncangan, sekolah, jangkauan perlindungan sosial, dan akses ke imunisasi dan layanan kesehatan lainnya.

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Sorotan
Pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan sosial dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Langkah-langkah pembatasan mobilitas telah membantu menekan penyebaran virus dan menyelamatkan nyawa, tetapi juga menciptakan krisis sosial-ekonomi bagi banyak keluarga Indonesia. Ketimpangan pendapatan telah meningkat selama pandemi sebagai guncangan ekonomi paling kuat yang berdampak pada rumah tangga termiskin dan paling rentan.
Untuk memahami tantangan tersebut secara lebih mendalam, UNICEF, United Nations Development Program (UNDP), Australia Indonesia Partnership for Economic Development (Prospera-DFAT) dan SMERU Research Institute melakukan serangkaian penilaian terhadap dampak COVID-19 pada dimensi sosial-ekonomi yang beragam termasuk pekerjaan, pendapatan, ketahanan terhadap guncangan, sekolah, jangkauan perlindungan sosial, dan akses ke imunisasi dan layanan kesehatan lainnya.
Pada November 2020, survei representatif nasional dilakukan untuk memahami dampak sosial ekonomi COVID-19 terhadap rumah tangga dengan anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. Antara Desember 2020 dan Januari 2021, tiga putaran survei cepat tambahan dilakukan dengan 2.400 rumah tangga yang sama dari survei awal, kali ini menggunakan Interactive Voice Response (IVR) bukan metode tatap muka yang awalnya digunakan.
Survei-survei lanjutan ini memberikan gambaran bahwa di tengah upaya melanjutkan kegiatan ekonomi dan memulihkan ekonomi secara penuh, upaya pemulihan di tingkat rumah tangga di Indonesia tetap rapuh. Selama periode ini, setidaknya satu anggota dari setiap dua rumah tangga kehilangan pekerjaan. Sekitar 45 persen rumah tangga dengan anak-anak berjuang untuk menemukan makanan bergizi yang cukup untuk memberi makan keluarga mereka, kebanyakan makan dengan porsi lebih sedikit dari biasanya. Tantangan dalam belajar dilaporkan oleh sembilan dari sepuluh responden dengan anak usia sekolah.
Dokumen hanya tersedia dalam Bahasa Inggris.