Melindungi Anak dan Keluarga dari COVID-19

Seiring dengan penyebaran COVID-19 secara global, UNICEF berupaya melindungi anak dan keluarga mereka di Indonesia dengan memberikan perlengkapan penting, dukungan, dan informasi keselamatan.

Children use soap to wash their hands
UNICEF/2018/Noorani

Saat ini, akibat COVID-19, dunia tengah menghadapi krisis kesehatan global dan sosial ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Indonesia, kehidupan jutaan anak dan keluarga seakan terhenti. Pembatasan sosial dan penutupan sekolah berdampak pada pendidikan, kesehatan mental, dan akses kepada pelayanan kesehatan dasar. Risiko mengalami eksploitasi dan pelecehan pun melonjak, baik bagi anak lelaki maupun perempuan.

Meskipun penyakit ini menginfeksi siapa saja tanpa memandang usia, tingkat pendapatan, ataupun asal usul etnis, dampak terberat akan dirasakan oleh anak dari kelompok yang paling rentan—yaitu kelompok yang sudah lebih dulu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan memadai, gizi, dan air layak konsumsi. Dengan angka kematian yang sudah tercatat, sistem kesehatan dan pendidikan yang terganggu, keluarga-keluarga rawan jatuh miskin, dan peningkatan risiko kekerasan, dibutuhkan aksi segera agar krisis kesehatan ini tidak menjadi krisis hak-hak anak.

Workers load medical health equipment
UNICEF/UNI313238/Wilander Pada 22 Maret 2020, tenaga Kesehatan di Jakarta menerima peralatan medis—seperti masker, sarung tangan, pengukur suhu, dan alat pelindung diri—dari UNICEF sebagai bentuk dukungan respons terhadap pandemi COVID-19.

Apa yang dilakukan oleh UNICEF?

Semenjak Indonesia mengonfirmasi kasus COVID-19 yang pertama, UNICEF telah memimpin berbagai upaya merespons pandemi ini bersama dengan pemerintah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra lain. Membagikan perlengkapan kesehatan yang esensial bagi keselamatan nyawa, memastikan pelayanan kesehatan dan gizi yang penting tetap terlaksana, membangun sarana air dan kebersihan, dan memastikan murid lelaki dan perempuan tetap mendapatkan pendidikan dan perlindungan adalah bagian dari upaya UNICEF memperlambat penyebaran COVID-19 dan meminimalkan dampaknya terhadap anak.

Menyediakan informasi yang akurat kepada masyarakat Indonesia

UNICEF telah meluncurkan kampanye komunikasi publik untuk memberikan pesan-pesan dan nasihat kesehatan kepada anak dan orang tua tentang risiko virus Corona dan cara melindungi diri. Menyadari bahwa misinformasi pada masa seperti ini dapat sangat merugikan, UNICEF pun bermitra dengan platform seperti Facebook, Instagram, TikTok dan LinkedIn untuk menangkal rumor dan memastikan masyarakat mendapatkan informasi faktual.

UNICEF juga telah melibatkan anak-anak muda melalui platform U-Report bahkan sebelum kasus pertama COVID-19 dilaporkan pada bulan Maret. Melalui platform ini, UNICEF mengamati cara pemuda menghadapi wabah dan mengukur pengetahuan mereka tentang gejala, penularan, dan pencegahan COVID-19. Berdasarkan hasil jajak pendapat di U-Report, UNICEF telah membuat chatbot melalui WhatsApp sebagai sarana berbagi informasi penting dengan lebih dari 500.000 pengguna.

Adolescents participate in U-Report
UNICEF/2016/Vania Santoso U-Reporter menerima jajak pendapat U-Report.

Menjangkau anak-anak dari kelompok rentan melalui inisiatif air, sanitasi, dan kebersihan (WASH)

Kita tahu bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19. Namun, sekitar sepertiga sekolah (35 persen) dan Puskesmas (34 persen) mengalami kekurangan akses kepada sarana mencuci tangan. Di wilayah perkotaan yang padat, sebanyak 28 persen warga, atau sekitar 41 juta orang, tidak memiliki sarana mencuci tangan di rumah.

Untuk membantu mencegah penularan, UNICEF mempromosikan praktik cuci tangan dan kebersihan serta membagikan peralatan terkait kepada komunitas paling rentan, seperti wastafel, perlengkapan disinfektan, dan sabun batang.

Arkan washes his hands with soap
UNICEF/UNI318976/Wilander Arkan, 9, mencuci tangan dengan sabun di rumahnya di Jakarta Selatan pada 31 Maret 2020.

Memastikan anak dapat terus belajar

Pandemi COVID-19 membuat pemerintah harus melakukan penutupan sementara terhadap ribuan sekolah di seluruh Indonesia demi menurunkan laju penularan. Akibatnya, jutaan anak tidak lagi bersekolah atau harus belajar secara jarak jauh. Namun, pada seperti masa ini, tanpa akses yang setara terhadap pendidikan, pembelajaran dan potensi jutaan murid akan dirugikan.

Untuk meminimalkan hambatan pendidikan, UNICEF menyediakan panduan untuk orang tua, pengasuh, dan guru untuk mendukung pembelajaran di rumah dan jarak jauh. Bersama para mitra, UNICEF juga merancang solusi belajar yang inovatif. Kepada anak-anak yang berada di panti asuhan, UNICEF membagikan perlengkapan rekreasi edukatif agar mereka dapat bermain dan belajar di tempatnya masing-masing. UNICEF juga mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan program TV dan radio untuk anak yang tidak memiliki atau terbatas akses internetnya agar mereka tetap bisa belajar.

Arkan and her sister study at home while keeping a safe distance
UNICEF/UNI318980/Wilander Arkan, 9 (kanan), belajar di rumah sambil tetap menjaga jarak aman dari kakaknya, Siwi (kiri), selama wabah COVID-19 di Jakarta, pada 29 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menutup semua sekolah pada bulan Maret 2020 untuk menghambat penyebaran COVID-19.

Menjaga kesehatan anak

Wabah COVID-19 telah menciptakan beban luar biasa kepada sistem kesehatan Indonesia. Tenaga dan sumber daya kesehatan terserap untuk mendukung respons terhadap wabah. Bagi orang tua, kekhawatiran tertular dan kebijakan menjaga jarak fisik mungkin membuat mereka menunda imunisasi rutin. Jika demikian, maka banyak bayi baru lahir, anak, dan ibu mengandung yang berisiko tidak mendapatkan intervensi kesehatan yang penting bagi keselamatan mereka. Hal ini dapat memundurkan kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa dekade terakhir dalam hal kebertahanan hidup dan pertumbuhan anak.

Menanggapi hal tersebut, UNICEF memprioritaskan pemberian obat-obatan penting, gizi, serta bekerja sama erat dengan pemerintah dan jaringan logistik untuk memitigasi dampak pembatasan perjalanan terhadap penyediaan perlengkapan kesehatan ini. UNICEF turut mengadakan perlengkapan penting untuk pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), seperti cairan pembersih tangan, masker, bahan disinfektan, dan alat perlindungan diri agar tenaga kesehatan bisa melakukan pekerjaannya dengan aman dan efektif.

Armendo Francesco receives a MR vaccine
UNICEF/2018/Fauzan Ijazah Armendo Fransesco, 5, menerima vaksin campak dan rubela pada bulan September 2018 di Indonesia. Vaksin yang diterimanya adalah bagian dari kampanye vaksin nasional dengan target hampir 60 juta anak dari kelompok usia antara sembilan bulan dan 15 tahun.

Membantu keluarga memenuhi kebutuhan gizi anak

Bahkan sebelum pandemi, Indonesia menghadapi tiga beban malnutrisi - kurang gizi, kelaparan tersembunyi yang disebabkan oleh kurangnya mikronutrien yang esensial, dan kelebihan berat badan - yang kemungkinan akan memburuk jika keluarga kehilangan pendapatan dan memiliki akses terbatas ke makanan sehat. Pandemi COVID-19 diperkirakan akan meningkatkan kekurangan gizi ibu dan anak secara signifikan dan kekurangan mikronutrien, yang dapat mengakibatkan peningkatan stunting pada anak dan obesitas karena asupan tinggi makanan olahan tinggi gula, garam dan lemak. Pandemi juga dapat mengganggu banyak layanan gizi, termasuk program deteksi dini dan pengobatan anak-anak yang kurang gizi.

UNICEF bekerja dengan pemerintah untuk terus memberikan layanan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang rentan, termasuk pemantauan pertumbuhan, distribusi mikronutrien esensial, dukungan bagi para ibu untuk memberi makan bayi mereka secara aman dan memadai, dan pengawasan dan perawatan anak-anak di bawah lima tahun yang mengalami kurang gizi akut. Selain itu, UNICEF menyediakan tips menyiapkan makanan yang praktis, ekonomis, dan sehat bagi keluarga pada masa pandemi untuk mempromosikan diet sehat dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

A girl has her mid-upper arm circumference measured
UNICEF/UN0200193/van Oorsouw Pengukuran lingkar lengan anak sebagai bagian dari pemeriksaan gizi bulanan di sebuah pos kesehatan desa di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan

Dengan kehidupan masyarakat yang terganggu, anak yang sudah berisiko mengalami kekerasan, eksploitasi dan pelecehan akan semakin rentan. Bagi anak perempuan, ketidakpastian sosial dan ekonomi meningkatkan risiko perkawinan dini, kehamilan, dan kekerasan berbasis gender. Dalam situasi karantina, anak yang menghadapi kekerasan di rumah atau dunia maya berada semakin jauh dari bantuan. Selain itu, stres, stigma terkait COVID-19, dan tekanan keuangan dapat memperparah situasi keluarga dan masyarakat yang sejak awal rentan.

UNICEF tengah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menguatkan sistem perlindungan anak dan mencegah serta merespons kasus kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan terhadap anak. Untuk mendukung kesehatan mental dan melawan stigma, xenofobia, dan diskriminasi, UNICEF menyediakan pembelajaran sebaya dan sarana berbagi informasi di kalangan kaum muda. Bersama para mitranya, UNICEF juga mendorong pembebasan anak-anak yang mengalami penahanan hukum dan sangat berisiko tertular COVID-19.

Resky speaks with a psychologist
UNICEF/2018/Shehzad Noorani Resky, 13, berbincang dengan seorang psikolog dalam sesi konseling individual di PPKAI (Pusat Pelayanan Kesejahteraan Anak Integratif) Sungguminasa, Provinsi Sulawei Selatan.

Mendukung keluarga memenuhi kebutuhan dan mengasuh anak

Dampak terberat sosial dan ekonomi COVID-19 akan dirasakan oleh anak-anak yang paling rentan. Sebagian dari mereka sudah hidup di tengah kemiskinan, sementara upaya respons COVID-19 mengandung konsekuensi yang dapat mempersulit kehidupan mereka.

UNICEF mendukung pemerintah mengembangkan solusi perlindungan sosial yang memastikan agar rumah tangga termiskin bisa mengakses pendanaan penting.

Malatul Husna with her father Muammil and mother Vidyani
UNICEF/2018/Fauzan Ijazah Malatul Husna, 1, bersama ayah Muammil dan ibu Vidyani saat mengunjungi Puskesmas Meninting, Lombok.

Bekerja sama dengan sektor swasta

Sektor bisnis memainkan peran penting dalam merespons pandemi ini di Indonesia dan meminimalisasi dampak negatif yang dapat terjadi pada anak-anak.

UNICEF telah menerbitkan panduan praktis untuk para pemberi kerja untuk mendukung anak-anak melalui karyawan dan keluarga mereka selama pandemi ini berlangsung. Panduan ini dipublikasikan bersama dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan UN Women.

Beberapa perusahaan telah berkomitmen untuk mendukung respons COVID-19 UNICEF Indonesia secara finansial. Secara khusus kami mengapresiasi bantuan yang diberikan Hutchison 3 Indonesia dan Accenture Indonesia.

Melalui inisiatif WASH4Work, UNICEF merangkul dunia usaha yang berada di daerah yang sulit dijangkau untuk mendukung akses air bersih dan sanitasi yang aman untuk para karyawannya serta masyarakat di sekitar tempat mereka beroperasi untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Stay at home
UNICEF/2020/Dinda Veska

Pada saat ini, peran donor kian penting dalam mendukung misi kami membantu mereka yang di tengah masa sulit ini tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa.

Henrietta Fore, UNICEF Executive Director