#SetiapAnakBerhak
Hak Untuk Setiap Anak

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Setiap anak punya hak-hak yang harus dilindungi.
Seperti orang dewasa, anak dan remaja juga memiliki hak asasi manusia (HAM) yang berlaku universal. Di samping itu, terdapat hak-hak tertentu lain yang menyangkut kebutuhan khusus anak dan remaja. HAM adalah standar yang mengakui dan melindungi martabat seluruh manusia serta mengatur cara manusia hidup di tengah masyarakat dan berinteraksi dengan satu sama lain. Anak bukanlah benda kepemilikan orang tuanya ataupun objek tidak berdaya. Sebagai manusia, anak adalah subjek yang memiliki hak-haknya sendiri.
Pada tahun 1989, para pemimpin dunia berkumpul dan menetapkan komitmen bersejarah untuk anak-anak sedunia dengan mengadopsi Konvensi Hak Anak (KHA) Perserikatan Bangsa-Bangsa, suatu kesepakatan internasional tentang anak.
Meskipun sudah ada kemajuan dalam pemenuhan hak anak, anak-anak saat ini masih menghadapi tantangan. Akan tetapi, mereka juga punya kesempatan untuk mendapatkan hak-haknya. Mari cari tahu lebih lanjut seputar hak anak dan bekerja sama memastikan setiap anak mendapatkan haknya dan mampu memenuhi potensi terbaiknya.
Apa dan Mengapa Hak-hak Anak Penting?

Terdapat banyak alasan mengapa hak-hak anak harus dituangkan ke dalam Konvensi yang terpisah:
Anak sebagai individu

Anak bukan objek kepemilikan dari orang tuanya ataupun negara. Anak memiliki status yang setara sebagai manusia.
Anak mengawali kehidupan dalam keadaan bergantung kepada orang lain

Anak membutuhkan pengasuhan dan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya untuk tumbuh dan menjadi mandiri. Pengasuhan idealnya dilakukan oleh orang dewasa yang merupakan anggota keluarga anak. Namun, jika pengasuh utama tidak mampu memenuhi kebutuhan anak, maka negara sebagai pemangku kewajiban yang utama harus mencari pengasuhan alternatif dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik anak.
Dibandingkan kelompok masyarakat lain, anak paling terdampak oleh kebijakan, atau ketiadaan kebijakan, dari pemerintah.

Semua bidang kebijakan pemerintah, mulai dari pendidikan hingga kesehatan masyarakat, sampai tahap tertentu berpengaruh terhadap kehidupan anak. Kebijakan yang gagal mempertimbangkan kepentingan anak akan membuahkan dampak negatif terhadap masa depan seluruh anggota masyarakat.
Aspirasi anak harus didengarkan dan dipertimbangkan dalam proses politik

Secara umum, anak belum memberikan suara dalam pemilu dan biasanya juga tidak terlibat dalam proses politik. Namun, jika pendapat anak—yang diungkapkan di rumah dan sekolah, di lingkungan dan bahkan di pemerintahan--tidak secara khusus diperhatikan, maka aspirasi anak tentang berbagai isu penting yang berdampak terhadap mereka saat ini dan di masa depan tidak akan terdengar.
Perubahan di masyarakat memiliki dampak tidak seimbang dan sering kali negatif terhadap anak

Perubahan dalam struktur keluarga, globalisasi, perubahan iklim, digitalisasi, migrasi massal, perubahan pola ketenagakerjaan, dan mengecilnya jaring kesejahteraan sosial di banyak negara—semua ini berdampak besar terhadap anak. Di situasi konflik bersenjata dan situasi darurat lain, dampak yang dialami anak bahkan bisa jadi jauh lebih merugikan.
Tumbuh-kembang anak dengan sehat sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat mana pun

Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan menjadi lebih rentan dibandingkan orang dewasa di tengah kondisi kehidupan yang tidak layak. Misalnya saja, kemiskinan, akses yang tidak memadai di bidang kesehatan, gizi, air minum aman, dan tempat tinggal, serta pencemaran lingkungan. Dampak penyakit, malnutrisi, dan kemiskinan mengancam masa depan anak dan masa depan masyarakat.
Apa itu Konvensi Hak Anak?

Pada tahun 1989, para pemimpin dunia berkumpul dan menetapkan komitmen bersejarah untuk anak-anak sedunia dengan mengadopsi Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, suatu kesepakatan internasional tentang anak. Konvensi ini merupakan perjanjian HAM dengan tingkat ratifikasi tertinggi dalam sejarah dan telah membantu mengubah kehidupan anak-anak di seluruh dunia.
Konvensi tersebut mengandung gagasan yang mencerahkan: anak bukan objek milik orang tuanya dan bukan sekadar penerima keputusan. Anak adalah manusia dan individu dengan hak-haknya sendiri. Konvensi menyatakan, masa kanak-kanak terpisah dari masa dewasa dan berlangsung hingga seseorang berusia 18 tahun. Masa kanak-kanak adalah masa yang istimewa dan harus dilindungi; pada masa ini, anak harus diberikan kesempatan bertumbuh, belajar, bermain, berkembang, dan berhasil dengan bermartabat. Konvensi ini menjadi perjanjian HAM dengan tingkat ratifikasi tertinggi dalam sejarah dan membantu mengubah kehidupan anak.
Baca lebih lanjut tentang KHA
Hak-hak Anak yang Penting untuk Kita Ketahui

Ada empat pilar utama hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak, yaitu hak kelangsungan hidup, hak perlindungan, hak tumbuh kembang, dan hak partisipasi. Hak-hak ini didasarkan pada prinsip non-disikriminasi dan setiap tindakan harus mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak.

1. Hak Kelangsungan Hidup
Sejak anak dilahirkan, mereka mempunyai hak untuk hidup. Mereka berhak atas identitas, kewarganegaraan terdaftar, dan akta kelahiran. Mereka mempunyai hak untuk dirawat dan dilindungi oleh orang tuanya serta tidak dipisahkan dari keluarganya. Pemerintah perlu melindungi hak-hak ini dan menyediakan layanan dasar bagi anak-anak untuk bertahan hidup dan berkembang. Hal ini mencakup layanan kesehatan berkualitas, pemenuhan gizi sesuai usia, air minum bersih, dan tempat tinggal yang aman.

2. Hak Perlindungan
Ketika anak-anak lahir dan bertahan hidup, mereka mempunyai hak untuk dilindungi dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga. Mereka harus dilindungi dari kekerasan fisik dan intimidasi psikologis, baik di dalam maupun di luar keluarga. Hak atas perlindungan juga mencakup perlindungan dari pekerja anak, tugas-tugas yang berbahaya atau menghambat pendidikan mereka. Anak-anak juga harus dilindungi dari zat-zat dan obat-obatan berbahaya. Aspek penting lainnya adalah perlindungan dari perdagangan manusia, penyelundupan, penculikan, pelecehan seksual dan segala bentuk eksploitasi terhadap anak. Pemerintah juga mempunyai tugas untuk memastikan bahwa anak-anak korban direhabilitasi dan diintegrasikan kembali ke dalam masyarakat secara bermartabat.
Dalam kaitannya dengan proses peradilan, setiap anak tidak hanya berhak atas perlakuan yang adil, tetapi juga berhak mendapatkan perhatian khusus terhadap kebutuhan anak, artinya setiap prosedur hukum perlu mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak.
Bagi anak yang terpisah dari keluarganya, mereka mempunyai hak untuk dilindungi dan dipelihara dengan memperhatikan latar belakang suku, bahasa, agama, dan budayanya. Di masa perang, setiap anak harus dilindungi. Ketika anak-anak menjadi pengungsi, mereka harus mendapat bantuan dan perlindungan khusus.

3. Hak Tumbuh Kembang
Pendidikan dan pengembangan keterampilan merupakan hak yang sangat penting. Hal ini harus dimulai dari hak untuk mengakses layanan pengembangan anak usia dini dan akses terhadap informasi dari berbagai sumber dengan tanggung jawab orang tua untuk memberikan bimbingan. Sementara itu, anak-anak dengan disabilitas harus mempunyai hak yang setara atas pendidikan dan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka mewujudkan potensinya dan berpartisipasi secara bermakna dalam masyarakat. Hak atas tumbuh kembang juga mencakup kesempatan untuk meningkatkan keterampilan khusus serta kemampuan fisik dan mental yang membuka jalan bagi mereka menuju masa depan yang lebih cerah dan mewujudkan impian mereka.

4. Hak Partisipasi
Anak-anak adalah anggota masyarakat. Mereka mempunyai hak untuk secara bebas mengekspresikan pemikiran, pandangan dan opini mereka, serta berpartisipasi dalam masyarakat, khususnya di bidang yang mempengaruhi mereka. Suara mereka harus diperhatikan secara serius seiring dengan usia dan kedewasaan mereka.
Setiap orang perlu mengambil tindakan untuk mendukung anak-anak dan remaja agar berpartisipasi dan menjalankan hak pilihan mereka karena mereka juga merupakan kekuatan pendorong utama dalam membawa perubahan positif bagi masyarakat. Pemerintah juga harus memfasilitasi dan mendukung partisipasi anak-anak dan remaja.