Program pembiayaan syariah di Aceh memberikan bantuan bagi keluarga yang menghadapi kesulitan.
Peran zakat dalam membantu keluarga kurang mampu agar produktif membiayai kehidupan anak-anaknya
- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Di sebuah rumah kecil di kawasan Gampong Lamlagang di Banda Aceh, sinar matahari sore masuk melalui pintu ke lantai kayu yang dilapisi karpet. Atapnya terbuat dari besi bergelombang, dengan celah yang memungkinkan masuknya cahaya dan hujan – sebuah ciri umum rumah tangga miskin di Indonesia.
Ini adalah rumah keluarga Ernawati, 46, yang baru saja menjanda dan telah tinggal di sini sejak ia masih kecil. Saat menikah, ia dan suaminya mulai merenovasi rumah dengan menambahkan dinding bata tambahan. Pada tahun 2021, Ernawati kehilangan suaminya karena kecelakaan mendadak dan tragis. Dalam semalam, hidupnya berubah dengan drastis.
“Saya dibiarkan membesarkan anak-anak saya sendirian. Sekarang saya mencuci baju orang lain demi menjaga anak kami,”
Kini sebagai pencari nafkah utama keluarga, Ernawati memperoleh penghasilan hanya dari mencuci pakaian. Pekerjaannya menjadi lebih berat setelah mesin cucinya rusak dan ia harus mengerjakan semuanya secara manual, begitupun dengan layanan penjemputan dan pengantaran.
Putranya yang berusia 13 tahun biasa membantu, hingga ia harus putus sekolah karena kesulitan keuangan. Putrinya yang berusia sembilan tahun masih bersekolah, dan putranya yang berusia 20 tahun, yang mengidap penyakit autoimun, bekerja penuh waktu.
Pada penghujung tahun 2022, keadaan mulai berubah bagi Ernawati dan keluarganya. Kepala desa dari komunitasnya menceritakan kepada Baitul Mal Aceh (BMA), sebuah lembaga keuangan Islam lokal yang mengumpulkan, mengelola dan mendistribusikan sedekah Islam, tentang kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh Ernawati dan BMA mulai memberikan bantuan melalui program Zakat untuk Pembangunan (Z4D).
Dengan bantuan tunai dari BMA, keluarga Ernawati membeli mesin cuci baru dan membangun wastafel. Hal ini membuat pekerjaannya tidak terlalu berat dan memberinya waktu untuk memperoleh penghasilan dari sumber lain. Kini, karena ia punya waktu ekstra, ia berencana menjual teh bungkus di komunitasnya. Ernawati sangat berterima kasih atas dukungan tersebut. “Alhamdulillah untuk Baitul Mal Aceh karena hidup ini sangat sulit,” ujarnya.
UNICEF, didukung oleh dana bersama Joint SGD Fund membangun kapasitas BMA untuk membantu memastikan program mereka responsif terhadap isu-isu terkait anak. Sejak tahun 2022, BMA telah menyalurkan $600.000 USD dari Dana Islam (ZISWAF), yang memberikan manfaat bagi 688 rumah tangga dan sekitar 2.300 anak di 23 kabupaten di Provinsi Aceh yang terkena dampak kesulitan ekonomi, sanitasi, dan gizi.
Bagi banyak orang di BMA, upaya ini sangat berarti. Rizki, Pejabat Pelaksana di BMA yang telah mendedikasikan lebih dari 15 tahun hidupnya untuk upaya-upaya ini, mengatakan bahwa para pekerja terdorong untuk membantu keluarga-keluarga di Aceh dengan “panggilan dari hati”.