Memberdayakan remaja perempuan agar mampu mengelola menstruasi selama pandemi

Di Papua, UNICEF bermitra dengan influencer setempat untuk mempromosikan akses kepada informasi seputar kesehatan dan kebersihan menstruasi.

UNICEF Indonesia
Jeni Karay
Jeni Karay/2021
12 Mei 2021

Pandemi COVID-19 membawa berbagai bentuk tantangan baru ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi perempuan remaja dan dewasa. Salah satu dampak yang mereka alami bersifat sangat pribadi dan sering kali luput dibicarakan: kemampuan perempuan mengelola kebersihan dan kesehatan menstruasi.

Dalam jajak pendapat U-Report dari UNICEF yang diikuti lebih dari 5.800 responden perempuan pada bulan April hingga Mei 2020, satu dari setiap enam responden menyatakan mereka mengalami kesulitan terkait siklus menstruasi selama masa pandemi. Lebih dari separuh (55 persen) responden menyatakan menstruasi mereka menjadi tidak teratur.

Jajak pendapat di atas juga mengungkap bahwa perempuan, baik muda maupun dewasa, membutuhkan sumber informasi yang bisa diandalkan untuk membantu mereka mengelola menstruasi. Sebagian besar responden (50 persen) juga menyatakan mereka lebih suka mendapatkan informasi melalui internet.

“Sebelum pandemi COVID-19 pun, kurangnya informasi dan sumber daya telah menyebabkan stigma, perilaku yang tidak menyenangkan, ejekan, dan kesalahpahaman tentang menstruasi,” ujar Vania Santoso, Communication Officer UNICEF Indonesia. “Hasil survei U-Report menunjukkan bahwa perempuan tetap memerlukan informasi, namun mereka lebih suka apabila informasi bisa didapatkan oleh mereka pribadi secara daring.”

Menstruasi Penting untuk Dikelola

Untuk membantu perempuan, khususnya remaja, mengelola periode menstruasi dengan cara yang ringan dan menyenangkan, UNICEF memperkenalkan Oky, sebuah aplikasi ponsel yang dirancang untuk memantau menstruasi seseorang. Dengan menggunakan Oky, remaja perempuan dapat, misalnya, mencatat pengaruh menstruasi terhadap kondisi tubuh dan suasana hati, sehingga mereka akan lebih paham mengenai perubahan di dalam dirinya. Oky juga bisa memberikan prediksi menstruasi kepada tiap-tiap pengguna; kini, remaja perempuan akan dapat mengantisipasi siklus menstruasinya, mengetahui fakta-fakta yang bisa diandalkan seputar menstruasi, dan mendapatkan kiat agar tetap sehat dan ceria selama menstruasi.

Didukung oleh Kimberly-Clark Softex, UNICEF, bekerja sama dengan SNV selaku mitra LSM, GIZ Fit for Schools, Lemina, dan Unimuda mengadakan serangkaian kegiatan yang mempromosikan Oky kepada perempuan di Papua. Sebagai bagian dari inisiatif ini, UNICEF juga bekerja sama dengan Jeni Karay, seorang influencer dari Papua yang menggunakan media sosialnya untuk mengedukasi anak-anak muda dan publik secara umum tentang beragam isu sosial.

Bagi Jeni sendiri, menstruasi memiliki makna yang sangat personal. Ia masih ingat pengalaman pertamanya dengan menstruasi dan betapa ia tak dapat mencari dukungan karena hal ini dianggap tabu secara budaya.

“Saya ketika itu masih SMP dan saya tidak bisa bicara dengan orang tua,” kenangnya. “Saya merasa, menstruasi adalah hal yang sangat memalukan untuk dibicarakan, termasuk dengan teman dan keluarga.”

Hal ini tidak hanya dialami oleh Jeni. Perempuan di Papua pada umumnya sering kali tidak membicarakan perihal menstruasi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, satu dari lima remaja perempuan tidak pernah mendiskusikan menstruasi sebelum mereka mengalaminya untuk yang pertama kali. Angka itu lebih tinggi di kawasan perdesaan, termasuk wilayah timur Indonesia, seperti Provinsi Papua.

Setelah menerima informasi tentang Oky dari UNICEF, Jeni memutuskan mencoba aplikasi ini dan sangat terkesan dengan fitur-fitur yang tersedia. Ia pun mulai memperkenalkan Oky kepada para pengikutnya di media sosial dan mendorong anak-anak muda Papua—termasuk yang lelaki—untuk mengunduh Oky.

“Oky seperti asisten kita yang tepercaya, dan memiliki asisten seperti aplikasi ini adalah suatu keistimewaan,” kata Jeni. “Ayo, unduh aplikasi yang seru ini kalau teman-teman juga ingin berperan.”

Di akun Instagram-nya, video Jeni yang mengulas aplikasi Oky telah ditonton lebih dari 5.000 kali. Meskipun kampanye Oky telah selesai pada Oktober 2020, Jeni tidak berhenti menyosialisasikan Oky di media sosial. Komitmen Jeni untuk memastikan agar remaja perempuan memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatannya melampaui pekerjaannya sebagai influencer.

“Untuk remaja perempuan Papua, Oky memberikan mereka akses kepada sumber informasi yang kredibel tentang menstruasi,” katanya. “Memberikan informasi yang bisa dipercaya kepada perempuan Papua adalah bagian dari misi pribadi saya untuk memberdayakan mereka.”

Tonton video Jeni membahas Oky

Logo Oky

Oky adalah aplikasi ponsel yang ditujukan untuk membantu remaja putri lebih percaya diri ketika menstruasi dan menjadikannya sebagai pengalaman yang lebih menyenangkan. Melalui Oky, pengguna bisa melacak siklus menstruasi bulanan, serta belajar tentang menstruasi dengan cara yang menyenangkan.

Unduh Oky di link berikut: http://bit.ly/unduhoky