Kampanye Imunisasi Kejar Mengatasi Penurunan Signifikan pada Imunisasi Anak di Indonesia

15 Juli 2022
A boy receives his immunizations at a village health clinic during National Childhood Immunization Month (BIAN).
UNICEF/UN0647176/Clark

JAKARTA, 15 Juli 2022 –Pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari UNICEF dan para mitra, terus mendorong upaya mengejar ketinggalan untuk mengatasi kemunduran yang signifikan dalam imunisasi anak akibat COVID-19.

Data global baru yang diterbitkan hari ini oleh WHO dan UNICEF mengungkapkan penurunan berkelanjutan terbesar dalam vaksinasi anak-anak dalam waktu sekitar 30 tahun.

Pada tahun 2021 saja, 25 juta anak melewatkan satu atau lebih dosis vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP3) – melalui layanan imunisasi rutin. Angka ini dua juta lebih banyak daripada mereka yang ketinggalan pada tahun 2020 dan enam juta lebih banyak dari pada tahun 2019.

Data menunjukkan bahwa 18 juta dari 25 juta anak tidak menerima dosis tunggal DTP sepanjang tahun, sebagian besar dari mereka tinggal di India, Nigeria, Indonesia, Ethiopia dan Filipina. Cakupan vaksin turun di setiap wilayah, dengan wilayah Asia Timur dan Pasifik mencatat pembalikan paling tajam dalam cakupan DPT3, turun sembilan poin persentase hanya dalam dua tahun.

Penurunan ini disebabkan oleh banyak faktor termasuk peningkatan jumlah anak yang hidup dalam kondisi konflik dan riskan di mana akses imunisasi sering kali menantang, meningkatnya informasi yang salah dan masalah terkait COVID-19 seperti gangguan layanan dan rantai pasokan, pengalihan sumber daya ke upaya respons, dan berbagai kondisi yang membatasi akses dan ketersediaan layanan imunisasi.

Di Indonesia, ada lebih dari enam juta kasus COVID-19 dan lebih dari 156.500 kematian– salah satu jumlah kasus terbesar di Asia Tenggara.

Pandemi tersebut menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap pelayanan kesehatan primer di Indonesia. Sebuah studi UNICEF baru-baru ini (2021) menemukan bahwa tiga dari empat rumah tangga dengan anak-anak melaporkan tantangan dalam mengakses layanan perawatan kesehatan, satu dari empat merasa kesulitan mencari pengobatan untuk anak-anak yang sakit, dan satu dari sepuluh tidak dapat mengakses imunisasi.

Cakupan imunisasi dasar lengkap turun dari 84,2 persen pada 2020 menjadi 79,6 persen pada 2021, menjadikan anak-anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.

 “Penurunan besar dalam imunisasi rutin di Indonesia telah menyebabkan jutaan anak berada dalam situasi kesehatan yang genting,” kata Pelaksana Tugas Perwakilan UNICEF Robert Gass. “Situasi ini menjadikan kejar imunisasi mendesak dan penting, di saat kita terus berupaya pulih dari dampak COVID-19. Pemerintah Indonesia bekerja tanpa lelah, dengan dukungan UNICEF, untuk menjangkau sebanyak mungkin anak, termasuk mereka yang berada di daerah tertinggal dan terpencil.”

UNICEF Bersama para mitra saat ini mendukung kampanye mengejar ketertinggalan yang dipimpin oleh Pemerintah yang dikenal sebagai BIAN. Selama kampanye, satu dosis imunisasi campak-rubela diberikan kepada kelompok sasaran sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah. Satu atau lebih jenis imunisasi lain seperti polio, juga dapat diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak balita.

Tahap pertama BIAN yang dimulai Mei 2022 dan akan berlangsung hingga akhir Juli menargetkan 27 juta anak di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Tahap kedua akan berlangsung pada Agustus 2022 di Jawa dan Bali.

Secara global, vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit – mencegah hingga tiga juta kematian per tahun, menjadikan vaksin sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global. Anak-anak yang divaksinasi tidak hanya lebih sehat – mereka berprestasi lebih baik di sekolah, menghasilkan manfaat ekonomi yang mempengaruhi seluruh masyarakat.

 

# # # 

Catatan untuk redaktur: 

 

Tentang data:  
Berdasarkan data yang dilaporkan negara, perkiraan resmi WHO dan UNICEF tentang cakupan imunisasi nasional (WUENIC) memberikan kumpulan data terbesar dan terlengkap di dunia tentang tren imunisasi untuk vaksinasi terhadap 13 penyakit yang diberikan melalui sistem kesehatan reguler - biasanya di klinik, pusat komunitas atau kunjungan petugas kesehatan. Untuk tahun 2021, data disediakan dari 177 negara.

 

Tentang UNICEF

UNICEF mempromosikan hak dan kesejahteraan setiap anak, dalam segala hal yang kami lakukan. Bersama dengan mitra kami, kami bekerja di 190 negara dan wilayah untuk menerjemahkan komitmen itu ke dalam tindakan praktis, dengan memfokuskan upaya khusus untuk menjangkau anak-anak yang paling rentan dan terpinggirkan, untuk kepentingan semua anak, di mana pun. Untuk informasi lebih lanjut tentang UNICEF Indonesia dan pekerjaannya untuk anak-anak, kunjungi www.unicef.or.id. 

 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Kinanti Pinta Karana, Communication Specialist, UNICEF Indonesia.

Email: kpkarana@unicef.org Mobile: +62-815-880-5842

Kontak Media

Kinanti Pinta Karana
Spesialis Komunikasi
UNICEF Indonesia
Tel: +62 8158805842

Tentang UNICEF

UNICEF mempromosikan hak-hak dan kesejahteraan setiap anak melalui setiap kegiatannya. Bersama dengan para mitra, kami bekerja di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk mengubah komitmen itu menjadi aksi nyata dengan fokus untuk menjangkau anak yang paling rentan dan paling terpinggir, demi semua anak, di mana pun mereka berada.

Untuk informasi lebih jauh tentang UNICEF dan kerja-kerjanya untuk anak, silakan kunjungi  www.unicef.org.

Ikuti UNICEF di FacebookInstagram, Twitter, dan Linkedin.