Indonesia: Survei terbaru menunjukkan bagaimana siswa belajar dari rumah

Hampir 9 dari 10 responden mengatakan mereka ingin segera kembali ke sekolah

16 Juni 2020
Arkan, 9 (right), studies at home while keeping a safe distance from his sister Siwi (left)
UNICEF/UNI318980/Wilander
Arkan, 9 (right), studies at home while keeping a safe distance from his sister Siwi (left) during the COVID-19 outbreak in Jakarta, Indonesia, on 29 March 2020. In March 2020, the Jakarta provincial government closed all schools in the city in an effort to curb the spread of the COVID-19 virus.

JAKARTA, 16 Juni 2020 – Ketika Pemerintah Indonesia merilis panduan baru minggu ini untuk membuka kembali sekolah di seluruh pelosok negeri, dua survei terbaru menunjukkan bagaimana siswa selama ini belajar dari rumah selama pandemi COVID-19.

Survei yang dilakukan oleh UNICEF dari 18 hingga 29 Mei 2020 dan 5 hingga 8 Juni 2020 melalui kanal U-Report yang terdiri dari SMS, WhatsApp, dan Facebook Messenger, menerima lebih dari 4.000 tanggapan dari siswa di 34 provinsi. Peserta ditanyai serangkaian pertanyaan tentang bagaimana mereka menjalani pembelajaran jarak jauh dan bagaimana perasaan mereka tentang pembukaan kembali sekolah.

Indonesia memerintahkan sekolah untuk tutup pada awal Maret, yang berdampak pada lebih dari 60 juta siswa di seluruh negeri. Hasil survei menunjukkan bahwa siswa sangat ingin kembali ke sekolah: sekitar dua pertiga (66 persen) mengatakan mereka merasa tidak nyaman belajar dari rumah dan mayoritas (87 persen) mengatakan mereka ingin segera kembali ke sekolah.

Tetapi ketika ditanya tentang kembali ke sekolah di tengah pandemi, setengah dari responden mengatakan mereka percaya akan lebih baik untuk kembali setelah jumlah kasus COVID-19 berkurang. Sebagian besar (88 persen) mengatakan mereka bersedia mengenakan masker di sekolah dan 90 persen mengatakan mereka memahami pentingnya jarak fisik jika mereka melanjutkan pembelajaran di kelas.

Ketika ditanya tentang tantangan utama yang mereka alami saat belajar dari rumah, 38 persen siswa mengatakan mereka kekurangan bimbingan dari guru sementara 35 persen menyebutkan akses internet yang buruk. Jika pembelajaran jarak jauh berlanjut, lebih dari setengah (62 persen) mengatakan mereka membutuhkan bantuan untuk kuota internet.

"Ketika negara ini mulai mengurangi pembatasan, sangat penting untuk memprioritaskan pembelajaran anak-anak baik di sekolah atau jarak jauh," kata Perwakilan UNICEF Debora Comini. “Anak-anak yang paling rentan adalah yang paling terpukul oleh penutupan sekolah, dan kita tahu dari krisis sebelumnya bahwa semakin lama mereka tidak bersekolah, semakin kecil kemungkinan mereka untuk kembali.”

Menanggapi COVID-19, UNICEF mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memberikan kesempatan belajar berkualitas dengan memastikan kesehatan dan keselamatan anak-anak baik di sekolah maupun di rumah. Sampai saat ini, UNICEF telah mendukung penyediaan panduan tentang belajar dari rumah dan kompilasi bahan belajar cetak untuk kegiatan belajar di rumah.

Untuk hasil lebih lanjut dari jajak pendapat, buka: http://indonesia.ureport.in/opinion/4283/

 

Kontak Media

Kinanti Pinta Karana
Spesialis Komunikasi
UNICEF Indonesia
Tel: +62 8158805842

Jelajahi UNICEF

UNICEF mendukung hak dan kesejahteraan setiap anak melalui seluruh progam yang dilakukan. Bersama dengan para donatur, kami beroperasi di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk mewujudkan komitmen kami dalam bentuk tindakan nyata. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membantu anak-anak di wilayah yang paling sulit terjangkau, memberikan yang terbaik untuk seluruh anak, di seluruh dunia

Informasi lebih lanjut mengenai UNICEF dan kontribusinya terhadap anak-anak, kunjungi website kami www.unicef.org.

Dapatkan juga informasi terkini dari UNICEF melalui Twitter dan Facebook