Hidup Marta tak lagi sama, tapi masa depannya menunggu di depan mata.
UNICEF dan mitra terus berupaya bantuan psikososial kepada anak-anak yang kehilangan orang tua dan pengasuh mereka selama pandemi.

- English
- Bahasa Indonesia
Juli 2021, Marta (10) sedang menjaga Febri (2) adiknya yang saat itu tidak mengerti bahwa bapak mereka sedang meregang nyawa di ruang kamar, bersebelahan dengan tempat mereka bermain. Beberapa saat setelah itu, bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Marta menyaksikan bapaknya menghembuskan nafas terakhir setelah berhari-hari berjuang melawan COVID-19.
Marta dan Febri melanjutkan hidup dengan pengasuhan dari ibunya yang berjualan angkringan di pinggir Jalan Raya Klaten. Untuk itu sehari-hari Marta harus membantu menjaga Febri sementara ibu mereka menyiapkan dagangan sebelum sama-sama berangkat berjualan.
“Tidak ada yang bisa menjaga anak-anak saat saya berjualan, jadi saya harus membawa mereka juga, dan sekarang waktu bermainnya Marta jadi berkurang karena membantu saya untuk menjaga Febri,”
Suasana rumah yang berubah tanpa seruan dari bapak, rutinitas baru yang harus Marta jalani, peran kakak yang lebih dari sekedar mengajak adik bermain tetapi sekaligus menjaganya adalah hal-hal yang dalam hitungan hari harus ia tunaikan tanpa kesempatan memahami ataupun meresapi perasaan sedih setelah kepergian bapaknya.
Sejak pertama kali pandemi, sudah lebih dari 35.000 Anak Indonesia kehilangan satu atau kedua orangtua mereka karena COVID-19, anak-anak terpaksa untuk menerima situasi yang mendadak berubah.
Seperti Marta dan Febri, anak-anak belum mengerti bahwa bapak atau ibunya tidak akan pernah terlihat kembali.
Anak-anak seperti Marta menjadi amat rentan menghadapi permasalahan tumbuh kembang, kesehatan mental, dan berbagai tantangan dalam pemenuhan hak anak lainnya.
Berbagai bantuan materi tentunya telah dikirimkan dan diterima oleh anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, lebih dari itu anak-anak membutuhkan dukungan psikososial untuk memastikan mereka dapat melanjutkan hidup kembali tanpa rasa takut serta khawatir akan masa depannya.
Dukungan psikososial sangat dibutuhkan untuk membantu anak-anak dapat mengerti situasi yang sedang dialami, mendapatkan ruang untuk didengar tentang apa yang mereka rasakan, serta membantu mereka bangkit kembali.
Meskipun kesehariannya berubah, hidupnya pun tidak lagi sama. Akan tetapi, masa depan mereka tetap menunggu di depan mata. UNICEF bersama para mitra kerja akan terus memastikan anak-anak seperti Marta dan Febri tetap semangat untuk meraih cita-citanya.

Sejak pendataan terhadap anak-anak yang kehilangan orang tua karena COVID-19 dilakukan oleh UNICEF, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan para mitra kerja di lapangan, sekitar 20.800 anak telah menerima dukungan psikososial melalui paket bermain dan belajar agar mereka bisa segera beraktivitas kembali di rumah.
Ingin Membantu Anak-Anak lain seperti Marta dan Febri?
Berkat donasi bulanan dari para Pendekar Anak dan donatur lainnya, UNICEF dapat mengirim berbagai bantuan dan juga memastikan anak-anak seperti Marta tetap bisa mengakses berbagai layanan sosial dan perlindungan anak lainnya.
Namun demikian, selain dari 20,000 anak yang telah menerima bantuan, masih banyak anak-anak di daerah lain di Indonesia yang juga memiliki pengalaman serupa dengan Marta dan Febri.
Jika Anda ingin membantu meningkatkan kesejahteraan dan masa depan anak-anak yang rentan, silakan berdonasi ke UNICEF. Kami akan sangat menghargainya.
