Teknologi Inovatif yang Mempercepat Pelacakan Anak
Pada situasi pascabencana alam, teknologi membantu menemukan dan mempertemukan anak yang hilang dengan keluarganya.

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Tiga tahun telah berlalu, namun hari ketika gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan tsunami mengguncang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) masih segar di ingatan mereka yang selamat. Bencana itu merenggut lebih dari 4.000 jiwa dan menyebabkan setidaknya 10.000 orang luka-luka.
Beberapa hari setelah bencana terjadi, suasana di Sulteng dicekam kematian dan kerusakan. Kantong-kantong jenazah dan pemakaman massal jamak terlihat. Tim penolong menggali puing dan reruntuhan, mencari korban yang selamat. Rumah-rumah runtuh saat tanah di bawahnya mengalami likuifaksi dan seolah berubah menjadi pasir isap.
Pemandangan yang tidak kalah memilukan berasal dari keluarga-keluarga yang berjalan melalui reruntuhan. Mereka menempelkan poster pada jendela-jendela warung dan tiang listrik serta, kepada siapa pun yang melintas, memohon informasi tentang keberadaan anak-anak mereka yang hilang saat bencana datang. Gelombang tsunami menyebabkan banyak anak terpisah dari orang tua mereka, memaksa tangan-tangan yang tadinya saling berpegangan untuk menyerah, memacu kaki-kaki untuk berlari dari ombak tinggi yang datang silih berganti.
Begitu listrik dan jaringan telekomunikasi kembali bekerja, seruan meminta pertolongan dari keluarga-keluarga di atas pun muncul bertubi-tubi di media sosial. Namun, tanpa perlengkapan dan mekanisme untuk mempercepat pelacakan anak, upaya ini tak membuahkan hasil.
“Sulit sekali untuk mengetahui secara jelas, berapa banyak anak yang hilang. Jumlah permohonan yang masuk itu lebih banyak daripada anak yang ditemukan."
Primero: aplikasi digital untuk pelacakan dan reunifikasi anak dengan keluarganya
Salah satu bentuk tanggap bencana dari UNICEF terhadap peristiwa di Sulteng adalah membantu Pemerintah Indonesia melacak dan mempertemukan kembali keluarga dengan anggotanya yang terpisah.
Sebagai langkah pertama, UNICEF mendirikan pos-pos di 12 area terdampak. Pos berfungsi sebagai pusat komunikasi bagi warga yang mencari atau ingin memberikan informasi terkait anak hilang. Pos juga dirancang sebagai area aman untuk tempat anak bermain.
Hanya dalam beberapa hari setelah mengumumkan layanan tersebut dan nomor kontaknya di media sosial, tim UNICEF sudah menerima ratusan permohonan pelacakan. Bagi anak yang terpisah dari orang tuanya, setiap jam dan setiap hari sangat berharga. Bencana besar terdahulu—Tsunami Samudera Hindia di Aceh dan pesisir utara Sumatra—memberikan pelajaran penting: ketika itu, pekerja sosial dan pemberi bantuan bekerja secara manual dengan bolpoin dan kertas, sementara beban kerja mereka luar biasa besar.
Sebab itulah, UNICEF menggunakan Primero, sistem manajemen informasi dan kasus berbasis open source untuk melindungi anak-anak, perempuan, dan penyintas kekerasan yang berada dalam keadaan rentan. Meski dirancang sebagai alat manajemen data dalam konteks bukan kedaruratan, Primero sudah mengalami pembaruan setelah beberapa tahun beroperasi dan digunakan oleh banyak negara dalam masa konflik dan bencana alam.
“(Primero) cepat, nyaman, bisa dibawa-bawa, dan jangkauannya luas.”
Keampuhan teknologi
Sejak menggunakan Primero, prioritas utama UNICEF adalah melatih pekerja garda depan, termasuk pekerja sosial dari Kementerian Sosial, untuk menggunakan Primero dan fitur-fiturnya yang tersedia dalam bahasa Indonesia dan dalam versi web dan aplikasi gawai. Setelah beberapa bulan dilatih, mereka mulai lihai mengumpulkan dan memasukkan data dasar anak, termasuk keterangan tentang bagaimana anak terpisah dari keluarga.
Pengumpulan data pun tidak dibatasi pada orang tua dan anggota keluarga yang meminta bantuan. “Kami juga memilah ratusan posting dari kelompok-kelompok warga di media sosial,” kata Fadlun Badjerey, seorang pekerja sosial dari Kementerian Sosial. “Bulan-bulan itu luar biasa sibuk dan melelahkan. Tapi, sepadan dengan hasilnya.”
Saat ini, Primero diakui telah berjasa mempertemukan sejumlah besar anak dengan keluarga mereka serta memberikan perbaikan signifikan terhadap pengelolaan kegiatan di lapangan.
Inovasi teknologi lain yang didukung UNICEF dan digunakan di situasi darurat
Selain Primero, inovasi teknologi lain yang didukung oleh UNICEF dan dianggap berhasil adalah U-report. Diluncurkan beberapa tahun lalu oleh UNICEF Indonesia, U-report adalah platform komunikasi berbasis Twitter yang memberi ruang bagi ratusan ribu remaja Indonesia untuk menyuarakan aspirasi mereka tentang pelbagai isu pembangunan kepada pembuat kebijakan.
Seperti halnya dengan Primero, UNICEF juga melatih pekerja garda depan untuk menggunakan U-Report dengan efektif. Sejak itu, unggahan di U-Report telah membantu mempertemukan banyak anak dengan orang-orang terkasih mereka.
Tantangan ke depan
Inovasi teknologi seperti Primero dan U-Report memang terbukti mampu mempercepat dan membuat pekerjaan lebih efisien di dalam situasi bencana. Namun, penyediaan keduanya di setiap lokasi rawan bencana di seluruh Indonesia masih menantang. Pembaruan prasarana dan pelatihan sebagai bagian dari langkah pencegahan juga membutuhkan tenaga dan anggaran yang berkesinambungan. Kebutuhan inilah yang dapat turut Anda penuhi melalui donasi Anda.
Ingin Membantu Mempertemukan Anak dan Keluarganya Pascabencana?
Berkat sumbangan dari para dermawan di Indonesia, UNICEF dan para mitranya dapat bekerja dengan lembaga dan pengusaha penyedia teknologi, pejabat dan tenaga kesehatan dan perlindungan anak, gugus tugas darurat, dan anggota masyarakat setempat di seluruh Indonesia untuk membantu mereka melacak anak yang hilang, kemudian mempertemukan anak dengan keluarganya.
Lokasi geografis Indonesia di Lingkaran Api Pasifik (wilayah dengan aktivitas gempa yang tinggi), membuat negara ini rentan terhadap berbagai bencana alam lain di masa mendatang. Dibutuhkan lebih banyak upaya untuk memastikan teknologi tanggap bencana tersedia dan berfungsi penuh di sebanyak mungkin daerah rawan bencana. Tak hanya itu, upaya juga dibutuhkan untuk membangun atau meningkatkan langkah pencegahan dengan meminimalkan jumlah korban. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan Anda.
Jika Anda ingin membantu meringankan dampak bencana alam terhadap keluarga dan anak-anak mereka, serta menjaga keselamatan keluarga kita semua, silakan berdonasi kepada UNICEF. Kami akan sangat menghargainya.