Memberdayakan setiap anak dengan pengetahuan tentang situasi darurat

Bangunan sekolah masih ada, namun kelihatan ringkih seolah dapat roboh setiap saat.

Lely Djuhari - UNICEF Communication Specialist
Mega & Chila, children with disabilities in UNICEF tent
Wilander/UNICEF/2018
22 Mei 2019

Indonesia sudah tak asing dengan bencana alam. Masyarakat pun tahu, bencana dapat datang kapan saja. Mengingat lokasi geografisnya—berada tepat di Lingkaran Api Pasifik—maka sangat penting bagi Indonesia untuk memastikan agar bantuan untuk penanggulangan bencana selalu siap dan tersedia. Satu hal yang tak kalah penting adalah menyiapkan anak dan remaja untuk menghadapi situasi darurat, dan hal ini dapat dicapai melalui pendidikan.

Peristiwa seperti gempa bumi dan tsunami amat menakutkan dan traumatis bagi masyarakat pada umumnya—lalu bagaimana dengan mereka yang memiliki disabilitas? Dalam situasi bencana, anak dengan disabilitas khususnya amat rentan dan sangat mungkin akan mengalami dampak yang jauh lebih berat dibandingkan mereka yang tanpa disabilitas.

Sebab itulah, program penurunan risiko bencana yang inklusif sangat penting. Program ini memastikan agar kebutuhan para penyandang disabilitas juga diperhitungkan dalam tahap perencanaan mitigasi risiko. Atas alasan yang sama, UNICEF mendukung sekolah-sekolah dengan program kesiapsiagaan bencana serta melakukan advokasi penganggaran pada tingkat provinsi dan kota/kabupaten agar memperhatikan program penurunan risiko bencana di sekolah-sekolah yang memiliki murid dengan disabilitas. Bersediakah Anda mendukung UNICEF dalam upaya ini?

Margarina Yasinta, a teacher at a school from children with disabilities.
Wilander/UNICEF/2018
Margarina Yasinta, a teacher at a school from children with disabilities, leads her students to sing an uplifting song “At a school tent, we are joyful and wherever we study we are happy.” UNICEF has already sent a first batch of 200 ‘schools in a tent’, 200 ‘school in a box’ kits and 50 Early Childhood Education kits. UNICEF was the first UN agency to reach the affected populations of Central Sulawesi with essential emergency supplies.

Sekolah dengan murid disabilitas adalah satu dari banyak sarana publik yang didukung oleh UNICEF dan para mitranya untuk membangun kesiapsiaagaan bencana. Di sekolah-sekolah ini, terdapat murid dengan hambatan pembelajaran, penglihatan, dan pendengaran.

Kunjungan ke sekolah seperti di atas, yang dilakukan setelah peristiwa gempa bumi berkekuatan besar, menunjukkan secara nyata betapa penting bagi semua anak—termasuk anak dengan disabilitas—untuk kembali ke ruang kelas sesegera setelah keadaan cukup aman. Itulah satu dari beragam langkah penting untuk mengembalikan situasi normal ke dalam  kehidupan mereka.

Di sekolah tersebut, anak-anak sedang bertepuk tangan mengikuti lagu, ikut dalam permainan, dan saling berbagi cerita tentang pengalaman mereka dalam pekan-pekan setelah gempa bumi. Silvana Mega Sari Longe, 17, remaja dengan hambatan pendengaran, tersenyum sambil bercerita—dengan bahasa isyarat—tentang betapa senang dirinya karena dapat bertemu kembali dengan sahabatnya. Ia juga gembira dapat kembali ke sekolah, tambahnya, meskipun hanya untuk satu atau dua jam setiap harinya.

Kepala sekolahnya, Pak Jaya, mengungkapkan rasa syukur karena semua guru dan murid berada dalam kondisi aman. Ironisnya, sepekan sebelum gempa bumi terjadi, ia baru saja menyelenggarakan latihan kesiapsiagaan bencana.

“Saya waktu itu mengundang sekitar seratus orang anggota masyarakat, ada murid, guru, orang tua murid, dan perwakilan dari sekolah sekitar. Mereka datang dan membicarakan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Khususnya saat ada murid dengan disabilitas, dan mereka perlu bantuan orang lain,” katanya.

“Mega mungkin tidak mendengar sirene tanda bahaya, atau temannya yang memiliki disabilitas netra tidak bisa melihat jalur evakuasi,” tambah Pak Jaya.

Kekhawatiran Pak Jaya sangat beralasan. Anak yang tidak dapat mendengar, melihat, atau bergerak tanpa bantuan harus tahu apa yang perlu dilakukan jika terjadi bencana. UNICEF mengandalkan dukungan dari peruahaan, donatur—dan sahabat seperti Anda—untuk memastikan bantuan selalu tersedia bagi setiap anak, lelaki dan perempuan, dengan disabilitas pada situasi krisis. Berkenankah Anda membantu anak-anak di situasi darurat dengan berdonasi hari ini?

Bagi UNICEF, untuk mendorong pelibatan seseorang dengan disabilitas di masyarakat—termasuk dalam upaya membangun kesiapsiagaan bencana—salah satu wadah yang dapat digunakan adalah olah raga.

Melalui kegiatan olah raga, anak dengan dan tanpa disabilitas belajar saling menghormati dan menghargai kerja usaha dan kerja tim, kerendahan hati, dan toleransi. Dengan demikian, semua orang yang terlibat akan belajar untuk melihat seorang anak tidak berdasarkan disabilitasnya.

Mari bantu anak-anak dengan disabilitas memenuhi haknya untuk dilibatkan. Kami akan sangat menghargai donasi Anda hari ini!