Akhir perjuangan dalam senyap Alya
Jogo Konco menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Sudah sejam lamanya Alya*, kini umur 20, bermain dengan laptopnya. Jemarinya lincah menari-nari di atas tuts keyboard sementara pandangannya menatap tajam setiap kata dalam layar, seperti ingin mencurahkan semua yang ada di dalam ingatannya. Sesekali ia nampak mengusap bulir airmata yang mengalir dipipinya, namun rona bahagia terpancar dari wajahnya.
Alya masih ingat betul kenangan saat masih di bangku SMP itu. Umurnya masih 13 tahun saat seorang guru untuk pertama kalinya melecehkannya di pojok musholla sekolahnya, dan terus berlanjut hingga bulan-bulan berikutnya.
Layaknya remaja perempuan yang belum pernah mengenal pendidikan seks karena masih dianggap tabu, Alya tidak sepenuhnya paham yang dia alami, terlebih cara untuk menyikapi. Dia hanya bertanya pada diri sendiri, apakah perlakukan guru itu patut atau justru dia yang menyikapi secara berlebihan.
“Suatu ketika, saya meminta orang tua saya untuk memindahkan saya ke sekolah lain, namun ibu saya memaksa tetap di sana karena sekolah favorit, meski instingnya mencium hal janggal saat guru datang ke rumah tanpa diundang,” ungkap Alya.
Di tengah ragam pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban, Alya memilih diam selama bertahun-tahun. Dia memilih fokus ke nilai akademik dan memperkecil celah interaksi dengan gurunya.

Saat Alya masuk kuliah, dia menemukan sebuah platform daring interaktif yang dikenal dengan sebutan Jogo Konco (Menjaga Teman), yang diluncurkan pada Juli 2022 oleh Forum Anak Jawa Tengah, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Tengah dan UNICEF, melalui dukungan dari kemitraan global untuk Akhiri Kekerasan Terhadap Anak (EVAC).
Menurut ECPAT (2020), tiga dari 10 anak mengalami eksploitasi seksual atau pelecehan daring secara global selama pandemi. Di Indonesia, poling U-Report yang melibatkan 2,777 anak berumur antara 14-24 tahun di 2019, 45 persen mengungkap pernah mengalami perundungan dunia maya, dengan anak laki-laki lebih mendominasi (49 persen) dibandingkan perempuan (41 persen).
Dibuat untuk merespon terhadap meningkatnya kekerasan itu, Jogo Konco bertujuan untuk mencegah dan merespon eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap anak di dunia maya dengan menciptakan ruang yang aman untuk melaporkan pengalaman pelecehan seksual yang dialami. Platform ini juga dapat memberikan pengantar kepada layanan ahli seperti layanan akses ke perlindungan anak dan psikiater. Sejak diluncurkan, sudah ada 1.643 akun yang terdaftar di Jogo Konco dari seluruh Jawa Tengah.
“Jogo Konco didesain untuk menjadi tempat yang aman bagi para korban untuk berbagi cerita mereka,” jawab Adit, 17, admin Jogo Konco yang bertugas untuk memonitor, verifikasi dan menindak lanjuti laporan yang diterima. “Namun berbagi cerita tentang pelecehan seksual bisa terkadang dilematis,” jelas Dika, 18, admin lainnya. “Kadang bukannya empati yang didapat korban, malah justru stigma bahkan tak jarang disalahkan atas pakaian yang dikenakan.”

“Aku berbagi cerita di Jogo Konco untuk menginspirasi yang lainnya agar mereka punya keberanian untuk berbagi cerita mereka. Aku ingin menyelamatkan anak-anak lainnya yang potensial menjadi Alya berikutnya.”
*Catatan: Nama Alya diubah dalam cerita untuk melindungi identitasnya.
Ingin Membantu Remaja Pemberani seperti Alya?
Berkat kontribusi bulanan dari Pendekar Anak serta donatur lainnya, UNICEF dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah, mitra, dan tokoh muda untuk menciptakan platform seperti Jogo Konco guna mendukung perlindungan anak dan remaja di tengah era digital .
Alya adalah salah satu dari banyak gadis inspiratif dengan keberanian dan kemauan untuk berubah. Namun, masih banyak anak dan remaja yang membutuhkan dukungan kita dalam cerita serupa di luar program ini di daerah lain.
Jika Anda ingin membantu anak-anak dan pemimpin muda lainnya melalui program kami untuk menciptakan ruang yang lebih aman dan lebih baik bagi mereka, silakan berdonasi ke UNICEF. Kami sangat menghargai kontribusi Anda.