Hari Anak Sedunia 2020
Menghadapi krisis iklim dan lingkungan

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Hari Anak Sedunia adalah perayaan global dari UNICEF untuk merayakan aksi untuk anak-anak, dari anak-anak, sesuai dengan Konvensi Hak Anak yang diresmikan pada 20 November.
Tahun ini, UNICEF Indonesia menggunakan momen Hari Anak Sedunia untuk membicarakan krisis iklim dan lingkungan karena krisis iklim adalah ancaman langsung bagi kemampuan anak untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang. Tanpa aksi sekarang, krisis iklim akan memperburuk ketidaksetaraan yang sudah dihadapi anak-anak dan yang akan dialami generasi mendatang.
Baca lebih lanjut untuk mendapatkan inspirasi dari para pembuat perubahan muda, dengarkan pendapat mereka tentang membangun masa depan yang lebih baik, dan cari tahu bagaimana kamu dapat turut menciptakan perubahan.
Mari bergabung dengan kami untuk merayakan Hari Anak Sedunia dan membangun dunia yang lebih baik untuk setiap anak!
Krisis iklim dan anak muda

Anak-anak dan anak muda dari seluruh penjuru negeri telah membagikan pendapat, gagasan, harapan, dan cerita mereka seputar dampak krisis iklim dan apa yang mereka lakukan untuk menghadapinya.
Pada bulan Oktober, sekitar 1.000 anak-anak dan anak muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam jajak pendapat dan diskusi untuk membagikan pandangan mereka tentang dampak krisis iklim dan lingkungan di sekitar mereka, membagikan harapan mereka untuk masa depan, dan melakukan aksi untuk lingkungan.
Pada bulan November, U-Report meluncurkan chatbot tentang aksi iklim. Gunakan chatbot ini untuk mendapatkan informasi relevan seputar fakta dan aksi iklim, serta ikuti kuisnya untuk menguji pengetahuanmu!
>> Baca hasil jajak pendapat U-Report tentang perubahan iklim
>> Cari tahu lebih lanjut tentang perubahan iklim dari chatbot U-Report
Siaran langsung online Hari Anak Sedunia
Saksikan siaran rekaman acara Hari Anak Sedunia yang diikuti oleh para perwakilan pembuat perubahan di bidang lingkungan dan perubahan iklim untuk mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian mereka, termasuk tantangan dan solusi.
Saksikan Nicholas Saputra, Duta Nasional UNICEF Indonesia, mendiskusikan isu-isu lingkungan bersama para perwakilan pembuat perubahan, menjawab pertanyaan dari hadirin, dan membagikan gagasannya seputar dampak krisis iklim bagi anak-anak dan anak muda.
Pembuat perubahan muda
Anak muda dari berbagai belahan dunia sudah mulai mengambil aksi dengan berbagai cara, mulai dari advokasi ke pemerintah, air bersih, energi alternatif biosolar, hingga aplikasi pendidikan berbasis teknologi. Anak-anak muda ini menggunakan keahlian mereka untuk menyerukan aksi iklim.
Kenali para pembuat perubahan inspiratif di Indonesia yang telah menciptakan perubahan di lingkungan mereka masing-masing.
Arisya Ghina Ramadhani

Arisya merupakan Communications Manager di Family Farm (FAM), sebuah usaha sosial di Lintau, Sumatra Barat, yang bertujuan memberdayakan pemuda desa untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas local lewat edukasi pertanian dan pelestarian alam dan budaya Lintau.
Anastasia Dita

Dita adalah aktivis muda masyarakat adat yang berupaya memberdayakan sesama pemuda dalam isu-isu keadilan sosial, budaya dan hak masyarakat adat, dan perlindungan hutan di Kalimantan. Saat terjadi kebakaran hutan tahun 2019, Dita dan aktivis lain membagi-bagikan masker N95 kepada warga dan memimpin aksi protes iklim kaum muda. Aksi ini berlangsung 8 hari dan menghasilkan kesepakatan yang ditandatangani oleh pemerintah provinsi sebagai bentuk komitmen untuk memenuhi tuntutan para peserta aksi.
Ryan Rinaldi

Ryan menjadi sukarelawan di Lumajang Eksotik, sebuah organisasi yang menyediakan air bersih menggunakan pompa air tanpa listrik bernama “Hidram”. Proyek “Hidram” melibatkan perempuan dan anak muda setempat untuk menyediakan akses kepada air bersih di kecamatan-kecamatan di seluruh Jawa Timur.
Esterlina Virginia Muabuay

Esterlina memulai aksinya dari dirinya sendiri, misalnya dengan menolak penggunaan plastik sekali pakai. Esterlina juga rutin melakukan edukasi baik di keluarga, lingkungan rumah, kampus, dan di manapun Esterlina berada tentang manfaat barang yang ramah lingkungan. Esterlina terlibat sebagai penggerak untuk aksi bersih-bersih pantai, seperti di Pantai Payum, Merauke, dan bergerak sebagai pejuang konservasi mangrove di Teluk Youtefa dan Yoboi di Kota Jayapura.
Defrin Jordi Patikaloba

Dalam upayanya meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak limbah pada keanekaragaman hayati laut, Defrin menjadi sukarelawan di Sekolah Mimpi. Defrin terlibat dalam sejumlah kegiatan lingkungan di komunitasnya, termasuk kampanye untuk mendorong orang membawa botol sendiri ke sekolah, melatih orang lain cara membuat ecobrick (botol plastik yang dikemas rapat dengan plastik bekas untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali), dan membuat sabun dari limbah minyak.
Titik Sulistia

Dibekali pendidikan yang Titik tempuh saat ini, yaitu Sistem Informasi, Titik bersama rekannya, Muhammad Adil mengembangkan Seawith, sebuah platform investasi digital berbasis equity-crowdfunding. Melalui pendekatan sosial dan lingkungan, Seawith hadir untuk memberdayakan pembudidaya rumput laut dan juga memanfaatkan sampah botol plastik sebagai alternatif dana untuk berinvestasi.
Lukman Maulana Hasan

Lukman berpartisipasi dalam Tantangan Inovasi Digital dari UNICEF tahun ini. Bersama dengan rekan setim dari SMKB 64 Jakarta, Lukman membuat permainan bernama Tractor Chicken Trash. Pengguna diminta mencari tempat sampah terdekat di sekitarnya, kemudian membuang sampah yang mereka temukan.
Siti Fuadilla

Sebagai Starter #YokStartYok dari heySTARTIC yang berfokus di inovasi daur ulang, Dilla memberikan inspirasi bahwa berkebun ternyata bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas sebagai pengganti pot. Terkhusus di masa pandemi ini, Dilla telah menanam dan merawat sembilan tanaman baru dengan memanfaatkan gelas plastik bekas, bungkus kemasan, dan lainnya.
COVID-19 Diaries 'Reimagine'
Dalam kampanye COVID-19 Diaries, kami mengajak anak muda untuk berbagi cerita mereka seputar COVID-19 dan mengambil aksi. Dalam rangka Hari Anak Sedunia, kami membuat edisi spesial COVID-19 Diaries 'Reimagine' dengan mengajak anak-anak muda untuk membagikan harapan mereka untuk masa depan. Simak karya-karya pilihan kami berikut!
Apa yang bisa kamu lakukan
Mulailah dari hal yang kecil untuk meraih hal yang besar. Temukan kegiatan-kegiatan yang bisa kamu lakukan sehari-hari untuk melindungi lingkungan, dimulai dengan tiga langkah mudah berikut!

1. Mulailah dari aksi-aksi sederhana yang bisa kamu lakukan sendiri
Tanam pohon, hindari penggunaan plastik sekali pakai, hemat listrik, bersepeda, membawa tas sendiri ketika berbelanja. Itu adalah beberapa contoh kegiatan yang bisa kamu mulai dari dirimu sendiri.
Coba cara-cara kreatif untuk menyelamatkan lingkungan, seperti membuat sendiri tas belanjamu dari kaus yang tidak terpakai. Cari tahu caranya di link berikut!

2. Aktif terlibat di organisasi di daerahmu
Aktif terlibat, hubungi organisasi terdekat di daerahmu, dan lakukan aksi bersama.
Berikut beberapa contoh organisasi yang bisa kamu ikuti: Youth Co:Lab dan Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih.

3. Jadilah advokat
Pastikan kamu terinformasi dengan baik, banyak membaca, dan pelajari krisis iklim dan lingkungan sebanyak mungkin. Jika kamu melihat sebuah konten yang menarik, jangan lupa bagikan agar orang-orang di jaringanmu melihatnya juga.
Mari edukasi diri untuk mengedukasi orang lain dan beraksi bersama!