Membuka jalan bagi anak usia dini di Nusa Tenggara Timur
Pendekatan terpadu untuk pendidikan anak usia dini membantu siswa pulih dari COVID-19

- Tersedia dalam:
- English
- Bahasa Indonesia
Memasuki tahun ajaran baru di Nusa Tenggara Timur – setelah lama tutup karena COVID-19 – Emy Bifel tak bisa menahan kebahagiaannya. Murid-muridnya di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bethania Tunua dengan antusias memainkan berbagai mainan edukatif di dalam ruang kelas.
“Saya sangat bersyukur PAUD ini sekarang memiliki barang-barang yang bisa dimainkan anak-anak baik di dalam maupun di luar ruangan,” kata Emy dengan senyum yang merekah. “Siswa kami sekarang bisa belajar sambil bermain untuk merangsang kreativitas mereka.”
Emy telah menempuh perjalanan panjang – frustasi dengan dana yang terbatas dan sumber daya manusia yang tidak memadai – untuk membangun PAUD yang kuat dan terpercaya, serta mendidik masyarakat di komunitasnya tentang pentingnya PAUD.
Wabah COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di Nusa Tenggara Timur pada awal tahun 2020 merupakan kemunduran besar. Penutupan sekolah selama hampir dua tahun berarti dia harus bekerja lebih keras untuk membuat siswanya belajar di luar kelas dan meyakinkan orang tua tentang pentingnya PAUD.

Di tengah komitmen terhadap pendidikan siswanya, sekolah Emy terpilih menjadi bagian dari program PAUD yang didanai oleh Pemerintah Jepang dan diimplementasikan oleh UNICEF.
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan berbagai intervensi terpadu untuk membantu anak-anak pulih dari kehilangan pembelajaran dan transisi dengan baik ke sekolah dasar. Upaya berfokus pada peningkatan akses ke pendidikan berkualitas, air, layanan sanitasi dan kebersihan, serta layanan kesehatan dan perlindungan yang kritis. Anak-anak juga belajar tentang pencegahan COVID-19.
Program ini mencakup peningkatan kapasitas guru untuk meningkatkan cara siswa belajar dan membantu orang tua dan pengasuh mendukung perkembangan holistik anak mereka. Selain itu, program juga berfokus untuk mendorong keterlibatan pemerintah daerah, petugas kesehatan, relawan dan anggota masyarakat lainnya dalam pengembangan anak usia dini.
Emy telah mendapatkan pelatihan mengenai pendekatan terpadu dan komprehensif untuk perkembangan anak. Dia belajar bagaimana mendukung pembelajaran literasi dini melalui permainan, bagaimana memantau status kesehatan siswa – termasuk bagaimana mengidentifikasi kekurangan gizi – dan bagaimana mempromosikan kebiasaan sehat dan higienis, termasuk mencuci tangan. Emy juga belajar tentang pendekatan baru untuk menangani perilaku anak-anak dengan sifat berbeda.
Emy dan rekan gurunya Wati Liem sekarang menggunakan bagan “Desaku, Rumahku”, yang dipajang dengan jelas di dinding kelas, untuk melacak status imunisasi siswa. Hal ini membantu orang tua dan pengasuh untuk belajar lebih banyak tentang pentingnya imunisasi dan mendorong mereka untuk memastikan anak-anak mereka diimunisasi secara lengkap.
“Di kalangan orang tua, hanya ibu yang mengetahui status imunisasi ini,” ujar Emy. “Melalui bagan ini, kami dapat memberi tahu para ayah tentang hal ini sehingga keduanya sama-sama mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
“PAUD bukan hanya tentang pendidikan,” kata Emy. “Selain memahami perkembangan pendidikan mereka, kami juga perlu memantau tinggi dan berat badan mereka, serta ukuran lengan mereka. Dengan mengukur dengan benar kita dapat mengidentifikasi apakah seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan.” Bagi Emy, dan bagi banyak orang tua yang kini berbagi pengetahuan baru dengannya, informasi ini merupakan terobosan.
Emy adalah salah satu dari 160 guru PAUD di Nusa Tenggara Timur yang telah dilatih, bersama dengan 3.200 orang tua atau pengasuh yang telah mengikuti program intervensi pengasuhan yang mencakup disiplin positif dan masalah pengasuhan penting lainnya. Program PAUD HI ini dilaksanakan di 200 sentra PAUD dan 100 sekolah dasar di provinsi Papua, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Sekarang kelas Emy penuh dengan anak-anak lagi, dan dia lebih siap untuk membantu memastikan masa depan yang lebih cerah bagi mereka, harapannya melambung tinggi. “Harapan saya sebagai seorang guru adalah membantu anak-anak kami memiliki masa depan yang lebih baik, yang dimulai dari PAUD,” ujar Emy yakin.
***
UNICEF ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang atas dukungan dalam menyediakan layanan pemulihan COVID-19 yang penting bagi anak-anak di Papua, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur
