Partisipasi guru faktor kunci keberhasilan program Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi

Guru yang ditunjuk pemerintah menjadi mentor bagi siswa tentang masalah yang terkait dengan manajemen kebersihan menstruasi

UNICEF
Guru menjelaskan buku mengenai MHM ke murid-muridnya
UNICEF/2021/Wilander
29 April 2022

Menurut berbagai studi, sebagian besar remaja membicarakan perihal menstruasi dengan teman-teman sebayanya. Orang dewasa, seperti guru perempuan, hanya dilibatkan jika dirasa betul-betul dibutuhkan. Fenomena ini menunjukkan betapa menstruasi masih dianggap sebagai hal yang tabu dan remaja perempuan masih merasa tidak nyaman serta malu mendiskusikannya secara terbuka.

Akan tetapi, ada yang berbeda di SMPN 3 Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Di sekolah ini, salah satu orang dewasa yang menjadi tempat mencari informasi tentang menstruasi justru merupakan guru pria bernama Agung Winanda. Agung sempat mengikuti pelatihan untuk guru tentang Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang diselenggarakan di Kabupaten Tangerang oleh UNICEF, didukung oleh KAO Corporation melalui Komite Nasional Jepang untuk UNICEF.

“Saya senang sekali waktu kepala sekolah menunjuk saya sebagai pembimbing kegiatan MKM. Saya sendiri prihatin melihat rendahnya pemahaman murid tentang kesehatan dan kebersihan reproduksi dan menstruasi,” kata Agung.

“Di sekolah, murid perempuan kesulitan mengelola kesehatan dan kebersihan menstruasi karena kendala sarana dan prasarana. Apalagi, anak laki-laki sering meledek anak perempuan soal menstruasi.”

Menurut Agung, pelatihan MKM memberikannya wawasan dan pengetahuan, sehingga ia bisa memberikan pengertian dan membangun kesadaran murid.

“Berbicara dengan anak remaja, apalagi anak laki-laki, itu jelas tidak mudah. Tapi, lama-lama, mereka sadar juga bahwa ini masalah penting,” Agung melanjutnya, kemudian menambahkan bahwa program yang sama telah mendorong sekolah untuk memperbaiki sarana MKM.

Program MKM untuk murid-murid di Tangerang diluncurkan pada tahun 2018. Program ini melatih pembimbing, guru, dan kader kesehatan remaja (KKR) yang bersama-sama bertugas mengampanyekan MKM. Pembimbing berasal dari kalangan guru yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Mereka bertanggung jawab mengawasi 40 sekolah yang menerapkan program MKM. Sebagai pembina, mereka juga menerima beragam pelatihan, mulai dari pelatihan tentang desain solusi yang berpusat pada manusia dalam Human Centered Design Training, hingga pelatihan Training of Trainers yang bertujuan mencetak pelatih, sebelum peserta dapat menyebarluaskan pengetahuan yang mereka terima kepada rekan guru dan KKR.

Mina Rabiatul Asiah, salah satu pembimbing dari kelompok yang semuanya perempuan, mengaku mendapatkan banyak kenalan baru berkat pelatihan ini—meskipun pelatihan harus beralih dari tatap muka ke pelatihan daring karena pandemi COVID-19.

“Saya bertemu dengan banyak orang hebat dan belajar banyak sekali dari program ini tentang cara menjaga kebersihan menstruasi,” ujarnya.

Seorang murid sedang membaca komik Rahasia Dua Dunia yang membahas MKM
UNICEF/2021/Wilander

Perangkat Komunikasi yang Strategis

Salah satu intervensi yang paling menonjol dari program MKM adalah peluncuran buku cerita berjudul Rahasia Dua Dunia (2019), sebuah strategi cemerlang untuk membangun kesadaran murid tentang MKM. Buku ini adalah hasil kolaborasi para murid, pembina, dan tokoh agama setempat.

Menurut Mina, gagasan untuk membuat buku komik muncul pada pelatihan tentang perangkat komunikasi. Pada kesempatan itu, murid dari sekolah formal (sekolah umum dan sekolah berbasis Islam) dan dari lembaga nonformal berkumpul serta merundingkan tentang alat komunikasi yang terbaik.

"Mereka yang merancang alat komunikasi yang dirasa paling cocok untuk menyampaikan pesan-pesan seputar MKM kepada remaja. Sebagai pembina, kami di sana untuk memastikan pesan terwakili, membantu, dan mendukung proses yang mereka jalankan. Semua gagasan datangnya dari para remaja yang terlibat,” ujar Mina.

Kini, sebanyak 4.500 eksemplar buku telah dibagikan ke sekolah-sekolah di Tangerang. Para guru juga memiliki versi PDF buku agar dapat menjangkau lebih banyak lagi murid.

Rahasia Dua Dunia ditulis dengan sangat baik, menarik, dan komunikatif. Tanggapan para murid, baik yang perempuan dan laki-laki, juga baik. Menurut mereka, buku itu membantu mereka menghadapi isu MKM, dan membuat pengetahuan mereka bertambah,” terang Mina.

Artika Sari Dewi, seorang KKR, sepakat bahwa Rahasia Dua Dunia adalah media yang sangat baik untuk menyosialisasikan MKM kepada murid-murid lain.

“Buku seperti itu sangat membantu untuk membicarakan masalah menstruasi. Saya dan teman-teman senang dengan bukunya. Ceritanya lucu, seru, dengan gambar yang menarik jadi teman-teman enggak bosan waktu dibacakan, atau waktu membacanya sendiri,” kata Artika.

Seorang guru menggunakan celemek untuk menjelaskan MKM ke kader kesehatan remaja
UNICEF/2021/Wilander

Kelanjutan program

Selain guru dan pembimbing, kepala sekolah juga berperan penting dalam keberhasilan kampanye MKM. Kepemimpinan kepala sekolah, mulai dari menunjuk guru hingga memastikan kelancaran program, telah membuka arah baru bagi manajemen menstruasi dan reproduksi untuk semua murid baik perempuan maupun laki-laki.”

“Saya senang, murid perempuan dan laki-laki makin terbuka pikirannya tentang isu ini. Mereka juga terlihat bersemangat belajar tentang kesehatan reproduksi,” kata Cucuk Sri Rahayu, kepala sekolah SMPN Curug 3, Tangerang.

“Kami mendorong murid supaya mencari sumber belajar yang lain. Kami juga meminta orang tua untuk membantu anak dan mendiskusikan masalah menstruasi dengan terbuka, supaya topik ini tidak lagi dianggap tabu dan anak-anak tidak merasa takut atau malu karena perubahan yang mereka alami dalam tubuhnya.”

Program MKM berjalan dengan sukses di Tangerang dan akan berakhir setelah tiga tahun dilaksanakan. Mina pun merasa sangat kehilangan.

“Saya sedih karena ini artinya saya tidak bisa lagi bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi saya. Mudah-mudahan, program ini dapat terus membantu anak remaja di Indonesia dalam menumbuhkan kesadaran tentang MKM,” katanya.